JAKARTA, KOMPAS.com - DSS (17), remaja yang tangannya putus akibat tawuran di flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur, dikenal di lingkungan rumahnya sebagai sosok yang sopan.
"Korban itu baik, sopan, dan pendiam. Biasanya kan anak SMA kan nandel. Dia enggak," ujar tetangga korban, Deden (bukan nama sebenarnya), saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (31/1/2024) malam.
Baca juga: Tetangga: Korban Tawuran yang Tangannya Putus Bilang Maafin Aku, Ma, Masa Depanku Hancur...
Pria itu melanjutkan, DSS terkadang baru kembali ke rumah sekitar pukul 01.00 WIB.
Namun, hal tersebut cukup jarang terjadi. Setiap kali bertemu dengan Deden, korban selalu menyapanya.
Hal serupa dikatakan oleh Riki (17), bukan nama sebenarnya, yang merupakan teman kecil korban.
"Anaknya pendiam dan enggak banyak tingkah, enggak tengil kalau pakai bahasa gaulnya," ujar Riki yang merupakan anak Deden.
Namun, Riki tidak tahu bagaimana tabiat DSS di luar lingkup permukiman mereka.
Deden melanjutkan, korban juga suka bermain futsal. Biasanya, ia berperan sebagai penjaga gawang.
Baca juga: Korban Tawuran di Flyover Pasar Rebo Disebut Anak Polisi Berpangkat AKBP
DSS juga bertubuh tinggi dan besar sehingga memudahkannya menjaga gawang.
"Pas main futsal juga pernah berantem, tapi karena belain temannya. Dia dipukul lawannya, enggak jatuh. Malah yang mukul yang jatuh," kata Deden.
Sebelumnya, DSS terlibat dalam aksi tawuran bersama puluhan remaja di bawah Flyover Pasar Rebo, Minggu, sekitar pukul 04.30 WIB.
Aksi melibatkan kelompok bernama Enjoy Rebo dan Bhozonk. Korban termasuk dalam salah satu dari dua kelompok remaja yang tawuran.
Masing-masing kelompok membawa sajam berupa celurit.
Imbas tawuran itu, tangan kanan DSS putus, sedangkan tangan kirinya hampir putus. Kini, ia dirawat di RS Polri Kramatjati.
Menurut tetangga, korban adalah anak polisi. Ayah dan ibunya merupakan anggota aktif berpangkat AKBP.