JAKARTA, KOMPAS.com - WI (19), korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan pengawas tempat pemungutan suara (TPS) berinisial IA di Jakarta Selatan, tak bisa tidur saat malam tiba.
Korban trauma akibat perlakuan pelaku terhadapnya.
“Karena kejadiannya pas malam hari, dia suka kebangun dari tidurnya,” ujar IH (25), kakak korban, Selasa (27/2/2024).
Baca juga: Pengawas TPS di Jaksel Diduga Lecehkan Anggota KPPS Usai Antar Kotak Suara
IH menduga, sang adik tak bisa tertidur dengan pulas karena masih teringat dengan peristiwa kelam tersebut.
Terlebih, ini pertama kalinya korban yang juga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dilecehkan.
“Mungkin dia masih teringat sama kejadian itu. Apalagi ini pertama kalinya buat dia,” ungkap IH.
Tak hanya kesulitan untuk tidur, WI tak berani untuk ke lobi Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan pada malam hari.
Korban takut karena IA kerap menghabiskan waktu di lobi apartemen.
“Kami tinggal di tower yang sama dengan pelaku. Dia suka nongkrong kalau malam di lobi, jadi adik saya takut kalau mau ke bawah,” ucap IH.
Di lain sisi, WI kini memiliki kebiasaan lain saat keluar kamar apartemen.
Korban selalu menggunakan masker ke mana pun dia pergi supaya tak dikenali pelaku.
“Semenjak kejadian itu, setiap keluar selalu pakai masker, enggak pernah enggak. Karena dia takut pelaku mengenali dia,” imbuh IH.
Pperistiwa ini terjadi beberapa jam setelah WI merampungkan tugasnya sebagai anggota KPPS di TPS 69 Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).
“Kejadian pelecehan yang menimpa adik saya terjadi pada tanggal 15 Februari 2024 dini hari, saat dia ikut mengantar surat suara ke gudang KPU di tingkat kecamatan,” ujar IH.
Mulanya, semua berjalan sebagaimana mestinya.