Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Prosesi Nyepi di Kampung Bali Bekasi, Pecalang: Kami Bermacam Suku dan Agama, tapi Saling Toleransi

Kompas.com - 11/03/2024, 16:37 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wayan (45) menjadi pecalang atau petugas keamanan untuk menjaga prosesi ibadah Nyepi umat Hindu di Kampung Bali, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (11/3/2024).

Ia rutin menjadi pecalang setiap tahunnya. Tugasnya menjaga lingkungan kompleks Jalan Merpati Bali selama warga Hindu di Kampung Bali beribadah.

"Karena kami bermacam-macam suku dan agama, ya kami saling toleransi, menjaga persatuan dan kesatuan," kata Wayan saat ditemui Kompas.com di lokasi, Senin.

Baca juga: Potret Toleransi Saat Nyepi di Kampung Bali Bekasi, Warga Jadi Pecalang Jaga Umat Hindu Ibadah

Wayan menuturkan, setiap tahunnya saat perayaan Nyepi, tidak ada aktivitas di Kampung Bali untuk menghormati yang beribadah.

Meskipun tidak semua warga Kampung Bali beragama Hindu, warga yang beragama Islam ikut membantu untuk menjaga keamanan.

"Kalau orang Bali merayakan, kita yang muslim menjaga, saling membantu, menjaga keamanan lingkungan sekitaran sini saja, khususnya untuk menghormati yang ibadah Nyepi," imbuh dia.

Begitu pula jika umat muslim merayakan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri. Umat Hindu akan ikut membantu menjaga keamanan.

"Kami saling mengingatkan. Nanti kalau muslim pulang kampung waktu Lebaran, mereka (warga Hindu) yang jaga, kita pulang," kata Wayan.

Tingginya toleransi sudah terlihat sejak puluhan tahun lalu di Kampung Bali. Kerukunan umat beragama sudah terjalin sejak lama.

Baca juga: Sejarah Nama Kampung Bali yang Melekat di Sejumlah Wilayah Jakarta, Dibagi Berdasarkan Pemimpin Kelompok Etnisnya

"Sudah mengerti lah karena setiap tahun sudah begini. Kami di sini mah ya saling membantu, saling gotong royong, saling menjaga, menjaga kelestarian dan lingkungan," kata Wayan.

Wayan menjaga Kampung Bali selama sehari semalam, dari Senin pukul 06.00 WIB sampai Selasa pukul 06.00 WIB.

Dari pengamatan Kompas.com di lokasi, akses Jalan Merpati Bali ditutup untuk umum demi menghormati warga Hindu yang sedang beribadah.

Ada dua akses jalan menuju Kampung Bali. Pintu masuk sisi utara ditutup total. Sementara satu pintu lagi dibatasi kursi panjang.

Setiap orang yang hendak masuk akan ditanya keperluannya.

Ketika ada pengantar paket, pecalang akan meminta barang tersebut dititipkan atau kendaraan dimatikan lalu jalan kaki ke rumah tujuan.

Baca juga: Kampung Bali, Sarang Narkoba yang Kini Telah Berbenah, Dijadikan Percontohan oleh Kapolda Metro Jaya

Sementara untuk warga setempat yang tidak merayakan Nyepi, mereka menghormati dengan cara tidak kumpul-kumpul di depan rumah.

Sedikitnya ada 20 KK yang terdiri dari 98 orang keturunan Bali yang bermukim Kampung Bali. Mereka sudah mendiami Kampung Bali sejak puluhan tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com