JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut Kampung Bali sebagai percontohan bagi permukiman yang mampu terbebas dari jerat narkoba. Hal itu disampaikan Fadil saat saat menghadiri vaksinasi booster Covid-19 di Kampung Bahari, Sabtu (12/3/2022).
Adapun Kampung Bahari merupakan kampung narkoba yang baru saja digerebek oleh Polda Metro Jaya pada Rabu (9/3/2022). Dalam penggerebekan itu, ada sekitar 700 personel kepolisian yang dikerahkan dan 26 orang ditangkap di sana.
"Saya ingin supaya Kampung Bahari ini persis seperti waktu saya Kapolsek Tanah Abang, Kampung Bali, Baturaja, sekarang sudah bersih. Kemudian (saat) saya di Jakarta Barat, Kampung Ambon, pelan-pelan sekarang volumenya sudah mulai mengecil," kata Fadil.
Seperti diketahui, Kampung Bali di Tanah Abang, Jakarta Pusat, merupakan wilayah yang pernah menjadi sarang narkoba. Ada yang mengatakan dulunya Kampung Bali berasal dari mayoritas penduduk di wilayah itu yang berasal dari Bali.
Salah satu sumber mengatakan, Kampung Bali di Jakarta bermula dari kebijakan Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen yang mendatangkan orang-orang dari luar Jakarta pada paruh pertama abad ke-17.
Coen kala itu menghancurkan Jayakarta (nama lama Batavia atau Jakarta), lalu mengusir penduduk asli Jayakarta.
Coen lalu mendatangkan orang-orang baru ke Batavia yang berasal dari Bali, Ambon, Banda, Ternate, Jawa, Makassar, Sumbawa, dan China. Mereka kemudian ditempatkan di luar tembok kota atau kastil Batavia yang hanya ditempati penduduk Eropa.
Namun pendapat berbeda disampaikan Ridwan Saidi. Dia menyatakan nama Kampung Bali berasal dari geometri wilayah tersebut. Ridwan menambahkan, kata "Bali" berasal dari bahasa Mesir yang artinya memutar atau melingkar.
Terlepas dari dua versi pendapat mengenai asal-usul nama Kampung Bali, nyatanya tidak ada orang keturunan Bali di wilayah tersebut. Kampung Bali kini menjelma sebagai permukiman padat penduduk yang berdempetan dengan pusat bisnis dan perkantoran Ibu Kota.
Seiring berjalannya waktu, Kampung Bali yang dulunya merupakan Kampung Narkoba bertransformasi dan terbebas dari peredaran barang haram tersebut. Perjalanan Kampung Bali menghilangkan stigma itu berlangsung sejak 2005 dan berhasil hingga sekarang.
Salah satu cara yang dilakukan polisi dan warga dalam mengubah wajah Kampung Bali ialah melalui kegiatan kesenian dan kebudayaan.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Tegaskan Akan Ubah Kampung Bahari Jadi Kampung Tangguh Bebas Narkoba
Sejumlah warga aktif terjun di dunia kesenian seperti melatih kesenian dan budaya Betawi seperti silat untuk palang pintu, parodi, serta musik tradisional khas Betawi. Latihan biasa digelar setiap hari Minggu.
Ternyata upaya tersebut berbuah manis. Mereka kerap diminta tampil di berbagai acara perkawinan warga Betawi.
"Lewat kesenian warga jadi bisa mencari rejeki. Saya sendiri ngelatih berbagai kesenian dan budaya Betawi seperti silat untuk palang pintu, parodi, serta musik tradisional khas Betawi. Biasa kami setiap hari Minggu latihan di Sanggar Sengkulun (Di lahan kosong-red). Karena seni ini banyak job-job untuk kawinan datang untuk kami manggung," kata Ahmad Wahyudi (53), salah satu warga Kampung Bali, dikutip dari pembertaan Warta Kota, 3 September 2013.
Hal senada disampaikan Kepala Monitoring dan Evaluasi Deputi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Joko Purnomo. Melibatkan warga dalam dunia kesenian cukup ampuh untuk menghilangkan stigma kampung narkoba di Kampung Bali.