Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Rayap Salah Satu Penyebab Ambruknya Bangunan UPTD SDN Kedaung Depok

Kompas.com - 16/03/2024, 17:08 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Atap kelas UPTD SDN Kedaung Depok ambruk diterpa hujan disertai angin kencang, Kamis (14/3/2023) lalu. Namun, ternyata faktor alam tersebut bukan satu-satunya penyebab.

Kepala Sekolah UPTD SDN Kedaung Depok Iwan Marwanih mengatakan, kondisi bangunan sebelum ambruk sejatinya sudah diserang rangas atau rayap.

"Kedua ruang kelas tersebut memang sudah sekitar dua tahun alami kerusakan karena adanya serangan rangas, kayak rayap juga," kata Iwan saat ditemui di lokasi, Sabtu (16/3/2024).

Iwan mengungkapkan, rayap secara perlahan menggerogoti kerangka atap bangunan yang terbuat dari kayu.

Baca juga: Hujan Deras, Atap SD Negeri Kedaung Depok Ambruk

"Karena kerangkanya terbuat dari kayu, bukan baja ringan, maka kerangkanya diserang oleh rangas dan jadi semakin lapuk," ujar Iwan.

Tidak hanya itu, Iwan juga menuturkan, bangunan tersebut sudah berumur sekitar 17 tahun tanpa pernah renovasi sekalipun.

Oleh sebab itu, bangunan tersebut akhirnya disterilkan atau tidak digunakan sementara, mulai awal semester genap tahun 2023 atau sekitar delapan bulan lalu.

Sedangkan siswa kelas 1 yang tak punya kelas akhirnya bergantian menggunakan ruang kelas 2 di pagi hari.

"Kelas 1 dan 2 diparalelkan. Jadi untuk murid kelas 1 masuk pukul 07.00-10.00 WIB, lalu kelas 2 mulai masuk pukul 10.00-13.00 WIB. Hal ini untuk menyikapi bangunan yang belum direnovasi," jelas Iwan.

Baca juga: Atap Kelas UPTD SD Negeri Kedaung Depok Ambruk, Murid: Bagus, Biar Sekalian Renovasi

Menurut data dari Iwan, terdapat sekitar 96 murid kelas 1 yang terbagi ke dalam tiga kelas. Dan dengan solusi sementara terkait jam belajar, orang tua atau wali murid tidak banyak memberikan keluhan.

"Mereka enggak ngeluh, paling cuma nanyain aja kayak sampai kapan sistem jam masuk sekolah bakal diterapkan menjadi dua shift. Ada juga yang menawarkan supaya rolling jam masuk antara kelas 1 dan kelas 2," imbuhnya.

Pihak sekolah juga sudah mengajukan ke Pemkot Depok dan sampai hari ini, beberapa pihak yakni Disrumkim dan Disdik juga sudah berkunjung memeriksa kondisi bangunan.

Baca juga: Jembatan Ambruk di Kedaung Depok Diperbaiki, Warga: Senang, Enggak Perlu Putar Jalan Lagi

"Kemarin dari Disdik, Disrumkim sudah hadir dan berkunjung ke sini, kemungkinan hanya perbaikan atap saja karena dinding-dindingnya masih utuh," tutur Ali.

Diberitakan sebelumnya, salah satu atap pada bangunan ruang kelas UPTD SD Negeri Kedaung ambruk setelah hujan deras pada Kamis (14/3/2024) sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Saat kejadian, bangunan tersebut sudah kosong selama hampir delapan bulan, sehingga tidak ada korban luka atau korban jiwa.

Letak bangunan yang atapnya ambruk tersebut juga sedikit terpisah dengan bangunan lain dan berlokasi di sudut kiri dari gerbang masuk sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com