JAKARTA, KOMPAS.com - Detasemen Turangga Mabes Polri sering menurunkan polisi berkuda untuk berpatroli dan menjaga kegiatan car free day (CFD) di Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Pemandangan kuda-kuda gagah yang ditunggangi anggota kepolisian itu pun kerap menarik perhatian pengunjung CFD.
Namun, ada kalanya salah satu kuda merasa kurang nyaman atau terganggu dengan situasi tertentu sehingga membuatnya cukup sulit menjadi obyek foto masyarakat.
"Disarankan (berfoto) sama kuda yang lain dulu. Jangan terlalu dekat dulu karena bisa membahayakan," ungkap salah satu anggota Detasemen Turangga Mabes Polri, Bripka Faisal, kepada Kompas.com di lokasi, Minggu (17/3/2024).
Baca juga: Polisi Berkuda dari Detasemen Turangga Bantu Amankan CFD
Adapun, situasi yang dapat membuat kuda terganggu atau kurang nyaman adalah saat manusia yang berada di dekatnya bergerak secara tiba-tiba.
Para kuda dalam Detasemen Turangga Mabes Polri memang sudah terlatih menghadapi segala situasi, termasuk keramaian di CFD.
Akan tetapi, bukan berarti mereka tidak bisa merasa kaget, misalnya ada gerakan secara tiba-tiba dari manusia yang belum familiar dengan kuda itu.
Selain itu, barang bawaan manusia yang letaknya terlalu dekat dengan kepala para kuda juga bisa membuat mereka merasa terganggu.
"Bisa membuat kuda tidak nyaman. Saat tidak nyaman, bisa melakukan mustang atau posisi kaki depannya naik. Itu bisa membahayakan Aswada dan orang lain," Faisal berujar.
"Kuda kami sebenarnya aman saja. Walaupun jinak dan sudah terlatih, namanya hewan ya manusia enggak bakal tahu mereka bakal bersikap gimana," imbuh dia.
Baca juga: Polri Turunkan 18 Polisi Berkuda Pasukan Turangga Jaga Keamanan Delegasi KTT G20 di Bali
Untuk mengatasinya, biasanya kuda tetap berada di posisi, yakni berbaris di depan Pos Polisi Thamrin.
Faisal menjelaskan, kuda justru bisa merasa lebih tidak nyaman saat dipisahkan dari kumpulannya.
Oleh karena itu, masyarakat yang ingin berfoto-foto dengan kuda lain disarankan tidak berdiri terlalu dekat dengan kuda yang sedang terganggu.
"Jangan dekat-dekat dulu warganya karena kuda tetap di posisi. Tapi, kami juga menanganinya dengan memberi reward, misalnya ajak kuda jalan-jalan dulu untuk gerak sebentar," jelas Faisal.
"Kalau masih tidak tenang, artinya kuda dehidrasi. Kami bakal langsung masukkan ke dalam bus untuk kuda istirahat. Tidak akan kembali ke barisan demi kenyamanan kuda, personel, dan warga," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.