Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kompas.com - 22/05/2024, 14:02 WIB
Baharudin Al Farisi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

 

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala Dinas Tangerang Selatan Allin Hendalin Mahdaniar mengungkapkan, kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kota Tangerang Selatan mengalami peningkatan jika bandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dalam rentang waktu 1 Januari 2024 sampai 11 Mei 2024, setidaknya tercatat 461 kasus terjadi di Tangerang Selatan dengan nol kematian.

“Sedangkan jumlah kasus DBD tahun 2023 berjumlah 420 kasus serta tidak ada kematian. Dari data perbandingan, kasus DBD tahun 2024 mengalami peningkatan kasus dibandingkan tahun 2023,” ungkap Allin dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (22/5/2024).

Baca juga: Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Untuk laporan bulanan kasus DBD 2024 adalah Januari 70 kasus, Februari 131 kasus, Maret 167 kasus, April 71 kasus, dan Mei (dua pekan pertama) 22 kasus.

“Dari data tersebut, grafik laporan bulanan di bulan April dan Mei kasus DBD sudah bisa dikendalikan,” ujar dia.

Allin mengungkapkan, jumlah kasus per kecamatan di Tangerang Selatan dalam periode 1 Januari sampai 11 Mei 2024.

“Kecamatan Pamulang 91, Kecamatan Serpong 86 kasus, Kecamatan Ciputat 73 kasus, Kecamatan Pondok Aren 65 kasus, Kecamatan Serpong Utara 63 kasus, Kecamatan Setu 42 kasus dan Kecamatan Ciputat Timur 41 kasus,” ungkap Allin.

Sejauh ini, Allin menyampaikan, pengendalian program DBD di Tangerang Selatan meliputi pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan.

Baca juga: Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

“Untuk pencegahan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah melakukan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik,” kata Allin.

“Untuk pemutusan mata rantai penularan dengan cara melakukan penyemprotan fogging untuk wilayah yang terjadi penularan kasus DBD berdasarkan Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang dilakukan oleh petugas puskesmas,” lanjut dia.

Terlepas dari itu, Allin menegaskan, pihaknya telah memberikan larvasida selektif untuk daerah endemis DBD.

Baca juga: Update Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com