Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Kompas.com - 28/05/2024, 10:17 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik warga Kampung Susun Bayam (KSB) dengan PT Jakarta Propertindo (JakPro) muncul sejak rencana pembangunan rumah susun (rusun) di samping Jakarta International Stadium (JIS) pada tahun 2019.

Setelah melakukan negosiasi yang panjang, warga Kampung Bayam sepakat untuk membongkar huniannya secara mandiri demi mendukung pembangunan stadion itu.

"Warga Kampung Bayam yang mendapatkan kompensasi atas pembongkaran huniannya telah sepakat untuk membongkar secara mandiri bangunan yang dimilikinya," ungkap JakPro dalam keteranga resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (21/5/2024).

Baca juga: Jangan Marjinalkan Warga Kampung Bayam Berulang Kali...

Melalui program Ressetlement Action Plan (RAP), JakPro telah menggelontorkan santunan sebesar Rp 1,17 miliar untuk ganti rugi 422 KK saat itu.

Pindah ke hunian sementara

Usai mendapat santunan, warga Kampung Bayam sepakat berpindah ke hunian sementara (Huntara) yang berada di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara.

Saat itu, warga KSB meminta agar JakPro meminjam lahan di lokasi tersebut kepada Pemprov DKI Jakarta agar bisa dibangun Huntara.

Akhirnya, Pemprov DKI Jakarta mengizinkan warga KSB membangun Huntara di lahan tersebut.

Warga KSB membangun rumah di Huntara dengan santunan yang diberikan oleh JakPro.

"Kami menerima uang resume santunan untuk membangun hunian di lahan ini, dari bambu ini lah yang kami bangun dan ditempati selama satu tahun," ucap warga, Furqon, ketika diwawancarai oleh Kompas.com di Huntara, Rabu (23/5/2024).

Baca juga: Dukung JakPro Beri Pekerjaan Penghuni Kampung Susun Bayam, Anggota DPRD DKI: Warga Perlu Penghasilan

Ketika itu, warga Kampung Bayam sepakat membongkar huniannya secara mandiri karena dijanjikan oleh JakPro hanya menempati Huntara selama satu tahun sampai pembangunan rusun di samping JIS rampung.

Uang santunan dianggap bukan ganti rugi

Lebih lanjut Furqon menjelaskan, resume santunan yang diberikan JakPro bukan uang ganti rugi.

"Kalau misalnya resume santunan itu diberikan sebagai ganti rugi kenapa kita harus repot-repot untuk merencanakan pembangunan Kampung Susun Bayam? Serta kenapa kita repot-repot pindah ke hunian sementara selama satu tahu Kampung Susun Bayam itu dibangun," tegas Furqon.

Nominal resume santunan yang diterima warga KSB juga dianggap tidak sebanding dengan kerugian warga yang kehilangan rumahnya.

Baca juga: JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

Pasalnya, nominal resume santunan yang diterima setiap warga berbeda-beda. Ada yang hanya menerima Rp 6 juta, Rp 10 juta, dan lainnya.

Furqon sendiri menerima uang resume santunan sebesar Rp 17 juta saat itu dari JakPro.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com