Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Terkini Gedung SDN Pondok Cina 1, Penuh Sampah dan Lumut Bak Tak Terurus

Kompas.com - 10/06/2024, 14:27 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Bangunan SDN Pondok Cina 1 di Jalan Margonda Raya yang kini tak lagi digunakan terbengkalai berbulan-bulan.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (10/6/2024), tumpukan sampah menyambut di depan gerbang masuk sekolah. Sampah dedaunan, sisa makanan, hingga bungkus plastik menutup permukaan jalan hingga sulit untuk dipijak.

Sampah-sampah itu juga terlihat di lapangan sekolah. Daun-daun kering berwarna cokelat seukuran telapak tangan banyak bertebaran di sana.

Di beberapa titik, terlihat lumut mulai tumbuh seolah menunjukkan lembabnya udara di dalam area sekolah.

Baca juga: Tim Advokasi SDN Pondok Cina 1 Ajukan Kasasi atas Penggusuran Paksa Sekolah

Beberapa kursi kayu dan tong sampah terlihat berserakan, bahkan salah satu kursi menancap di ujung pagar sekolah.

Tidak begitu jauh berbeda dengan kondisi di koridor kelas. Di sana juga dipenuhi sampah dedaunan yang membuat kondisi bangunan semakin tak terawat.

Setidaknya ada dua pintu ruangan kelas yang tampak terbuka dan memperlihatkan deretan meja dan kursi masih tersusun seperti tak pernah disentuh semenjak ditinggal.

Teddy (49), seorang warga sekaligus driver ojek online menuturkan, bangunan sekolah itu sudah kosong tidak digunakan lagi semenjak awal tahun 2024.

Baca juga: Menengok Kondisi Terkini SDN Pondok Cina 1 Depok, Masih Dipakai Belajar Sebagian Siswa

Bangunan SDN Pondok Cina 1 di Jalan Margonda Raya, Beji, Kota Depok, yang terbengkalai, Senin (10/6/2024).KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY Bangunan SDN Pondok Cina 1 di Jalan Margonda Raya, Beji, Kota Depok, yang terbengkalai, Senin (10/6/2024).

“Wah kayaknya sudah dari Januari, ini (kosong) tuh ada tiga bulan lebih kayaknya,” kata Teddy saat ditemui Kompas.com, Senin (10/6/2024).

Dirinya mengaku tak pernah melihat seorang pun datang untuk sekadar mengecek kondisi bangunan.

“Setiap saya nunggu orderan di sini (halte depan sekolah), saya sih enggak pernah lihat ada yang mampir,” tutur Teddy.

Sebagai informasi, bangunan SDN Pondok Cina 1 resmi ditinggalkan semenjak siswa-siswanya dipindahkan ke gedung baru di Jalan Pinang, Pondok Cina, Beji, Kota Depok.

Baca juga: Masjid Raya Batal Dibangun, Mengapa Siswa SDN Pondok Cina 1 Depok Tetap Direlokasi?

Bangunan SDN Pondok Cina 1 yang telah berdiri dan berfungsi sebagai tempat pendidikan sejak tahun 1946 berdasarkan catatan Kemendikbud Ristek telah dinonaktifkan.

Alasannya, Dinas Pendidikan Kota Depok telah menyerahkan lahan SDN Pondok Cina 01 ke Badan Keuangan Daerah Kota Depok yang mengurusi aset.

Polemik perpindahan SDN Pondok Cina 1 ini telah berlangsung lama, karena banyak orangtua yang tidak suka anaknya pindah dari gedung yang telah berdiri pasca 1 tahun Indonesia merdeka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com