JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II belum bisa memastikan apakah benar warga sekitar merupakan pelaku dugaan pencurian aset Klaster C Rusunawa Marunda, Jakarta Utara.
"Kami tidak dapat memastikan, dikarenakan kami pernah mendapati dan mengamankan kendaraan roda empat milik warga di luar rusun dan diluar warga wilayah sekitar," kata eks Kepala Satuan Pelaksana Penertiban UPRS Wilayah II DKI Jakarta Salfar Ridwan, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/6/2024).
Salfar kemudian menjelaskan bahwa kendaraan roda empat milik maling itu diserahkan ke pihak Polsek Cilincing, Jakarta Utara, untuk ditangani lebih lanjut.
Baca juga: Sejumlah Aset Rusunawa Marunda Blok C Dicuri, Pintu, Jendela, hingga Kloset Raib
Selain warga sekitar, warga rusun juga menduga pencurian aset di klaster C Rusunawa Marunda dilakukan oleh oknum sekuriti.
Namun, Kepala Sekuriti Rusunawa Marunda Carman menegaskan belum mengetahui oknum sekuriti mana yang melakukan tindak pencurian aset itu.
"Waktu kejadian-kejadian itu dan diberitakan bahwa ada oknum sekuriti, saya belum memahami itu siapa dan sekuriti yang mana," kata Carman saat Kompas.com temui di Rusunawa Marunda, Kamis.
Pasalnya, pada saat itu, Carman belum menjadi kepala sekuriti dan masih bekerja shiffting sehingga ia tidak mengetahui persis siapa oknum sekuriti yang dimaksud warga tersebut.
Sebagai informasi, seluruh aset di Klaster C Rusunawa Marunda raib dijarah maling sejak Oktober 2023 lalu.
Baca juga: Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku
Mulai dari besi atau tralis balkon, kabel, alumunium, kusen, closet, wastafel, pintu, dan juga jendela di setiap unit sudah abis diambil maling.
Tak hanya itu, para maling juga nekat membobol tembok di setiap unit rusun untuk mengambil besi, pipa, atau kabel di dalamnya.
Aksi penjarahan ini marak terjadi usai penghuni klaster C Rusunawa Marunda direlokasi ke rusun terdekat sesuai dengan rekomendasi dari PJ Gubernur Heru Budi Hartono dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
BRIN mengatakan, bangunan gedung di klaster C sudah tidak layak untuk dihuni dan berpotensi membahayakan warga.
Betul saja, atap rusun tersebut ambruk dan membuat warga ketakutan. Akhirnya, mereka rela direlokasi ke rusun terdekat, seperti Nagrak dan Padat Karya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.