JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum dimasukkan ke dalam koper untuk dibuang ke kali Cinyuruk, Bogor, jenazah Tante Heny (73) yang telah dibunuh oleh Suherman alias Tomi sempat disimpan di kamar mandi. Kepada penyidik, Suherman mengaku bingung setelah menghabisi Tante Heny.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan menjelaskan, setelah membunuh HD dengan menusuknya berkali-kali, Suherman lalu memutuskan meminta bantuan temannya untuk membuang mayat korban.
M, teman Suherman, sempat menolak begitu mengetahui kejadian sesungguhnya. "Saksi M tidak mau membantu, dan akhirnya tersangka mencari teman lainnya," kata Herry di TKP dalam rangka rekontruksi, Senin (9/12/2013).
Setelah itu tersangka mencoba menghubungi teman lainnya, Suwandi. Kali ini Suwandi menerima tawaran Suherman dengan diiming-imingi uang sebesar Rp 1,2 juta. Setelah Suwandi datang ke lokasi kejadian, di Jalan MPR Raya No 22, Cilandak, Jakarta Selatan, akhirnya disepakati mayat ditaruh di dalam koper dan dibuang di Bogor.
"Mereka buang di Bogor karena menurut mereka tak ada tempat aman di Jakarta," kata Herry.
Mayat korban dimasukkan ke dalam koper berwarna coklat berikut handuk merah marun kemudian koper tersebut digembok. Sebelum dibuang di sungai di daerah Gunung Sindur, koper tersebut diikat dengan tali nilon berwarna hijau, yang diikatkan ke batu.
Kejadian pembunuhan berawal pada tanggal 31 Oktober, ketika korban meminta tersangka Suherman agar menginap ke tempat Indekos HD di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Korban meminta tersangka untuk libur kerja, tapi tersangka menolaknya.
Sebelum kejadian pembunuhan, HD dan Suherman sempat terlibat cekcok. Suherman sempat dilempar botol minyak tawon. Pelaku tersinggung dan korban berusaha menusuk Suherman dengan pisau buah yang terdapat di meja. Ketika Suherman menangkis percobaan penusukann tersebut, pisau itu malah mengenai korban. Kemudian tanpa ampun Suherman menusukkan korbannya berkali-kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.