Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegasan Pemprov DKI Vs "Penghuni Abadi" Trotoar

Kompas.com - 05/02/2014, 08:10 WIB

 

Ini mimpi warga Jakarta: beberapa tahun lagi bisa menikmati trotoar yang bersahabat bagi pejalan kaki. Asa itu muncul seiring Pemprov DKI gencar ”membersihkan” trotoar. Walau persuasif, Pemprov DKI menunjukkan sikap tak mau kalah dengan pedagang kaki lima yang menjadi penyerobot trotoar dan sudah menjadi ”penghuni abadi” di situ.

PKL di sekitar Tanah Abang yang bertahun-tahun tak tersentuh akhirnya bisa direlokasi. Penertiban parkir liar pun tak hanya berupa teguran, tetapi sepeda motor yang diparkir di trotoar langsung diangkut petugas.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tampaknya tak mau mengalah dengan mereka yang berkontribusi dalam kesemrawutan dan keruwetan Jakarta. Sikap ini bisa menjadi angin segar bagi warga.

PKL lain yang masih menguasai trotoar kini ketar-ketir. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti mereka harus hengkang.

Sudirja (39) yang membuka warung mi dan roti bakar di trotoar Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, rajin memantau setiap gebrakan Pemprov DKI. Hasilnya, hatinya semakin deg-degan. Mungkin saja tahun depan ia tak lagi bisa ”mengapling” trotoar seluas 12 meter persegi yang sekarang menjadi ”sawah” kehidupannya.

Ia tidak menyangka PKL di Tanah Abang bisa direlokasi. Memang belum semuanya, tetapi itu menunjukkan Pemprov DKI tak mau kompromi.

Sudah 13 tahun Sudirja di sana. Selama itu pula ia merasa aman-aman saja berdagang. Sebab, ”uang keamanan” rutin dibayar kepada pihak tertentu. Izin RT setempat pun telah dikantongi. Namun, bisa jadi nanti itu semua tak lagi ”sakti”.

Puluhan tahun dibiarkan, PKL bermunculan tak terkendali. Pawit (58) yang saban sore memarkir gerobak dorongnya untuk berjualan ayam goreng di trotoar Jalan KS Tubun, Petamburan, mengaku tidak pernah ditegur aparat, apalagi diusir. Sebuah kebetulan juga karena gerobaknya diparkir di depan toko yang tutup.

Namun, kini Pawit pun sama gelisahnya dengan Sudirja. Pawit merasa, cepat atau lambat, tahun ini, tahun besok, atau sesudahnya, pembersihan trotoar oleh Pemprov DKI bakal sampai juga ke tempatnya berjualan.

Saat ini, Pemprov DKI sedang berusaha mengembalikan trotoar untuk pejalan kaki. Selain itu, Pemprov DKI pun memperbaiki sejumlah trotoar agar lebih nyaman saat dilewati pejalan kaki.

Okupasi

Beberapa waktu lalu, Basuki mengutarakan, separuh dari pedagang di Jakarta diyakini sebagai PKL ilegal yang mengokupasi trotoar.

Basuki memahami PKL mencari uang, tetapi PKL harus tahu diri dan tahu aturan. Okupasi trotoar untuk kepentingan lain selain pejalan kaki melanggar Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. PKL di trotoar harus ”kalah” karena mereka salah.

”Sudah lebih dari 34 tahun tidak ada yang menegur PKL liar. Kita merasa kasihan terus. Sekarang sudah beranak pinak. Mengusirnya (dari trotoar), ya, dengan cara manusiawi, masih ada toleransi. Tapi kalau ngeyel, kami sikat. Toleransi, ya, ada timbal baliknya,” ujar Basuki.

Tindakan manusiawi itu, contohnya, menyuruh pedagang tanaman hias di Senayan untuk mundur setapak agar memberi ruang kepada pejalan kaki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com