Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan Pasar Rakyat, Basuki Tegaskan DKI Tak Akan Ambil Untung

Kompas.com - 27/02/2014, 19:27 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus memperbanyak jumlah pasar rakyat. Hal itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kota Jakarta. Hal itu dikatakannya seusai meresmikan Pasar Ciplak, Cipinang Besar Selatan, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, Kamis (27/2/2014), bersama dengan Gubernur Joko Widodo.

"Kalau Anda punya tempat usaha, Anda pasti sukses. Tapi sewa tempat usaha mahal, makanya kita menciptakan pasar-pasar rakyat, yang bayarnya harian," kata Basuki.

Ia mengatakan, dalam mengelola pasar rakyat, PD Pasar Jaya tidak boleh mengadakan kerja sama dengan swasta. Mereka pun tidak diperkenankan mengambil keuntungan. Hal itu berbeda dari cara pengelolaan pasar-pasar lain, yang sistem kepemilikan kiosnya menerapkan aturan pembayaran untuk masa berlaku selama 20 tahun. Adapun harga sewa yang dikenakan kepada para pemilik kios di Pasar Ciplak sebesar Rp 10.000 per meter persegi. Di pasar ini, kata Basuki, setiap orang hanya boleh memiliki maksimal dua kios.

"PD Pasar Jaya, kita mau suntik Rp 1 triliun. Mereka boleh ambil untung di tempat lain, tapi ada pasar rakyat yang diperuntukkan bagi rakyat, untuk pertimbangan ekonomi, karena tugas pemerintah mendistribusikan keadilan sosial," kata dia.

Basuki mengatakan, dengan beragam kemudahan yang diberikan oleh Pemprov DKI kepada pemilik kios, misalnya Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, dan bantuan modal, nasib pedagang di pasar itu diharapkan berubah menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kepemilikan kios hanya dapat diwariskan ke anak atau menantu dan tidak dapat dilanjutkan ke cucu maupun generasi selanjutnya.

"Makanya fungsi KJS itu, jangan sampai kamu sudah punya modal, sudah punya toko, begitu ada keluarga sakit, biaya operasi Rp 100 juta, bangkrut. Dengan KJS, asalkan kamu di kelas III (ruangan rumah sakit), kamu enggak akan bangkrut," kata Basuki.

Pasar Ciplak merupakan salah satu dari 14 pasar tradisional yang direvitalisasi. Selain Pasar Ciplak, ada delapan pasar tradisional lain yang sudah selesai dibangun dan diresmikan. Enam pasar tradisional lain belum rampung.

Pasar Ciplak berdiri di tanah seluas 5.434 meter persegi. Luas bangunan pasar tersebut 6.892 meter persegi. Di dalam pasar tersebut terdapat 735 tempat usaha, 485 berupa kios, dan 250 berupa los. Setelah meresmikan Pasar Ciplak, Jokowi dan Ahok mengunjungi Pasar Cipayung, Kecamatan Pasar Rebo, yang juga terletak di Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com