Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Sterilisasi Jalur, Warga Sebut Polisi Sering Paksa Warga Terobos "Busway"

Kompas.com - 09/01/2015, 16:22 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga pengguna kendaraan di Jakarta menilai tak kunjung sterilnya jalur bus transjakarta justru disebabkan karena ulah polisi yang terkadang memaksa warga untuk masuk ke jalur yang khusus diperuntukkan bus transjakarta.

Menurut mereka, polisi terkadang melakukan hal tersebut saat jam-jam sibuk pada pagi atau sore hari. Salah seorang warga pengguna sepeda motor, Rizky (28), menyebutkan, jalur bus transjakarta yang biasa ia langgar akibat desakan polisi adalah Koridor III (Kalideres-Harmoni).

Menurut dia, ruas jalan yang bersinggungan dengan koridor tersebut memang sering mengalami kemacetan, terutama dari perempatan Grogol menuju Tomang. [Baca: Cara Baru PT Transjakarta Bersihkan Penerobos "Busway"]

"Kalau pagi-pagi gue lewat situ, polisinya yang justru menyuruh masuk (menerobos jalur transjakarta). Soalnya memang pas lagi macet banget," kata warga Tanjung Duren yang berkantor di Jalan Medan Merdeka Barat itu, Jumat (9/1/2015).

Hal senada juga diungkapkan Joko (46). Menurut warga yang tinggal di Kemayoran itu, polisi lalu lintas sering meminta warga menerobos jalur bus transjakarta yang melewati Jalan S Parman, yang merupakan jalur Koridor IX (Pluit-Pinang Ranti).

"Pokoknya di sekitar Slipi Jaya, itu kalau sore-sore pas macet, polisinya yang pada menyuruh mobil-mobil masuk jalur transjakarta," ujar pengguna mobil yang berkantor di Jalan Gajah Mada itu.

Sebagai informasi, Direktorat Lalu Lintas berencana akan memasang kamera pengawas (CCTV) di halte-halte bus transjakarta. Dengan demikian, kendaraan yang nantinya menerobos jalur tersebut akan terekam sehingga memudahkan polisi untuk melakukan penindakan. [Baca: Kendaraan Penerobos Jalur Transjakarta Akan Direkam Kamera Pengawas]

"Yang akan memasang CCTV itu Ditlantas Polda Metro Jaya. Kami siap memfasilitasi program Ditlantas Polda, seperti tempat pemasangan (di halte), listrik, dan penjaga," kata Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com