Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Orang Diduga Maling Nyaris Dihakimi Massa di Lokasi Kebakaran Tanah Abang

Kompas.com - 05/03/2015, 21:14 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pria muda diduga mencopet telepon genggam milik warga di lokasi kebakaran RT 12, RW 14, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015) petang. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB.

Pria itu langsung diamankan oleh dua anggota polisi. Pelaku diborgol dan dibawa keluar dari lokasi kebakaran.

Lokasi kebakaran adalah gang kecil yang terdapat di Jalan Sabeni. Dua polisi serta seorang pria terduga maling itu dibawa keluar menuju Jalan KH Mas Mansyur dengan berjalan kaki.

Kondisi jalan saat itu masih gelap. Penerangan hanya mengandalkan lampu-lampu senter dari petugas pemadam kebakaran (damkar).

Sekitar beberapa meter, warga samar-samar melihat ada seseorang yang diborgol. Pria yang diborgol itu menggunakan helm dan hanya memakai kaus serta celana pendek.

Dari belakang, seorang warga yang mengaku dicopet telepon genggamnya menceritakan kejadian tersebut kepada warga lain di sekitarnya.

Dari situ, ada beberapa orang yang mengikuti dari belakang dan meneriaki pria diborgol sebagai maling. "Maling nih, maling, hajar, hajar!" seru beberapa warga. Dua polisi yang membawa pria diborgol itu mempercepat langkahnya.

Sedikit demi sedikit warga di sekitar, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengikuti bahkan sampai mengejarnya. Polisi yang kemudian dibantu oleh dua petugas Satpol PP dan satu orang sekuriti di ruko sekitar tetap berjalan membawa pria yang diborgol itu.

Belum sampai ujung Jalan Sabeni, pria diduga maling mulai dipukuli dengan balok kayu dan diteriaki maling semakin keras. Teriakan itu mengundang warga lain yang akhirnya berjumlah puluhan orang.

Para warga memaksa menerobos barisan petugas agar bisa memukul pria itu. Hingga tiba di Jalan KH Mas Mansyur, polisi, petugas, dan pria yang diborgol tertahan oleh arus lalu lintas yang padat.

Warga yang terlebih dahulu mengepung jalan itu berusaha menghalangi mereka untuk keluar. Pria yang diborgol pun kembali dipukul warga, bahkan sampai ditarik. Polisi dan petugas yang kalah jumlah dengan warga yang emosi nekat menerobos barisan kendaraan untuk menyeberang.

Sesampainya di seberang, warga masih mengikuti mereka. Langkah pria terduga maling dan para petugas sempat terhenti satu sampai dua menit lantaran warga dari berbagai arah berkumpul mengepung mereka.

Pria yang dianggap maling itu dipukuli lagi. Sesaat kemudian, ada satu taksi lewat di jalan tersebut. Polisi langsung menghentikan taksi itu dan memasukkan pria diborgol ke dalamnya.

Saat akan dimasukkan ke dalam taksi pun pria itu masih ditarik dan kepalanya dipukul oleh warga yang kebanyakan anak muda. Menurut seorang polisi, pria itu akan dibawa ke Polsek Tanah Abang untuk diproses lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com