Tak hanya meminta teteh kembali, wanita berkerudung hitam itu kemudian melontarkan permintaan maaf. "Bunda mohon maaf kalau Teteh sakit hati sama bunda. Bunda kangen, Teteh di mana?" ujarnya.
Nadhira hilang sejak Sabtu (7/3/2015) saat berada di sekolahnya di Cibubur untuk mengikuti pendalaman materi ujian nasional. Saat itu, Nadhira diketahui meninggalkan sekolah untuk membeli makanan. Namun, setelah membeli makanan, Nadhira justru pergi ke arah jalan raya dan tidak kembali ke sekolah.
Yeni sendiri tidak mengetahui dengan pasti mengapa anaknya menghilang. Namun, Yeni yakin bahwa anaknya tidak sengaja kabur. Pada hari itu, Yeni sempat curiga melihat tas Nadhira yang terlihat lebih penuh dari biasanya. Nadhira ternyata membawa satu pasang baju.
"Waktu saya tanya sama pembantu, memang dia bawa baju sepasang mungkin karena mau pergi ganti baju. Baju yang dibawa juga baju untuk gaya, bukan yang kira-kira untuk kabur," kata Yeni.
Kecewa
Di lingkungan keluarga, Nadhira dikenal sebagai anak yang mudah mengalami kekecewaan. "Jadi, kalau dia punya kekecewaan sedikit saja, langsung down," kata Yeni.
Yeni menduga, pada hari Nadhira hilang, dia sedang merasa kecewa terhadap teman-temannya. Sebelum membeli makanan, Nadhira sempat mengajak dua teman sekolahnya, Anet (14) dan Caca (14), untuk makan. Namun, keduanya menolak ajakan Nadhira.
Inilah yang dianggap Yeni menimbulkan kekecewaan terhadap Nadhira sehingga ia merasa tak punya teman. Yeni juga menduga bahwa Nadhira juga kecewa karena lama menunggu Mira (14), teman bermain Nadhira, yang tak kunjung datang. Hari itu, mereka berencana pergi ke Plaza Cibubur.
"Memang janjian. Tapi, mungkin, biasa remaja, janjiannya tidak on time," tambah Yeni.
Selain itu, Yeni juga meyakini bahwa hilangnya Nadhira tidak berhubungan dengan sikap ia dan suaminya yang melarang Nadhira pergi sendirian. "Kami selalu menjelaskan kenapa kami melakukan itu bahwa di luar sana banyak yang tidak baik. Kami yakin Nadhira sangat mengerti," ucapnya.
Korban "bully"
Selain mudah merasa kecewa, Nadhira ternyata kerap diolok-olok oleh teman-temannya. Saat masih bersekolah di salah satu SMP di Tebet, Nadhira sering kali minta pindah sekolah karena tak betah dengan perilaku teman-temannya.
"Sampai dia minta pindah karena ada teman-teman yang enggak mengenakan. Saya sebagai orangtua selalu bilang, di mana-mana pasti ada orang yang enggak mengenakan," tutur Yeni.
Tak hanya diolok secara verbal, Nadhira juga dilecehkan secara fisik. Nadhira bahkan pernah diinjak, dijambak, dan diludahi oleh teman-temannya. Peristiwa ini membuat Yeni memindahkan anaknya ke sebuah sekolah di Cibubur.
"Anak kami yang tadinya senang menjadi sedih lagi. Jadi, anak kami yang masih punya luka batin, kehantam lagi. Kalau dihantam terus seperti itu, siapa sih yang bertahan," ungkap Yeni.
Berbagai upaya telah dilakukan orangtua Nadhira untuk menyembuhkan trauma Nadhira, mulai dari membawanya ke psikolog, motivator, ustaz, hingga menempel kata-kata motivasi di dinding kamar Nadhira. Yeni bahkan sempat datang ke sekolah dan mengultimatum jika teman-teman Nadhira tidak berhenti menyakitinya, Yeni akan mendatangi orangtua mereka.