Terlebih lagi, fasad terbuat dari platinum yang bukan sasaran empuk bagi rayap. "Bukan karena rayap. Malah itu pertemuan antara beton dan platinum. Jadi, hampir tidak ada rayap di sana. Jadi, karena kesalahan teknis," kata Ika kepada Kompas.com, Jumat (17/4/2015).
Runtuhnya fasad di Balai Kota DKI Jakarta terjadi pada Agustus 2014. Meskipun fasad yang terlepas adalah fasad di Gedung Blok G, bangunan yang terkena dampak kerusakan justru adalah Gedung Blok B.
Gedung Blok B merupakan kantor Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, yang ketika itu masih menjabat sebagai wakil gubernur.
Saat itu, bagian di kantor Ahok yang mengalami kerusakan adalah atap dari ruangan Respons Opini Publik (ROP), khususnya di ruang rapat dan toilet.
Fasad yang roboh terpasang pada 2010-2011. Pengerjaannya dilakukan oleh PT Jaya Konstruksi.
Sebelumnya diberitakan, hasil penelitian dari kelompok kerja Patologi Bangunan dan Pengendalian Rayap Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor menyatakan, wilayah DKI Jakarta termasuk ke dalam wilayah yang rawan terhadap ancaman rayap.
Daerah di DKI Jakarta dengan ancaman terbesar dalam hal serangan rayap adalah Ciracas, Kramat Jati, Pasar Minggu, Kebayoran Lama, dan Cilincing. [Baca: Ini 5 Daerah Paling Rawan Rayap di Jakarta]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.