Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Petugas Nakal, Transaksi Parkir IRTI Monas Bakal Non-tunai

Kompas.com - 31/05/2015, 18:02 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Meski sistem tarif di areal parkir IRTI Monas dibuat dengan tarif progresif sesuai lamanya parkir, pada kenyataannya, masih ada petugas yang kerap menetapkan tarif tetap. Menanggapi hal itu, Kepala UP Perparkiran Dishub DKI Jakarta Sunardi Sinaga mengatakan akan membenahi sistem perparkiran, salah satunya dengan cara menerapkan sistem bayar non tunai.

"Saya konsepkan parkir transaksi non tunai di gerai yang dibuat supaya tidak ada petugas yang terima uang," ujar Sunardi saat dihubungi, Minggu (31/5/2015).

Menurut Sunardi, selama sistem transaksi masih membiarkan petugas menerima uang tunai, maka akan banyak problem yang terjadi. Dengan beralih ke mesin, dia berharap, sistem perparkiran akan menjadi lebih baik.

Sunardi menyebutkan, sistem perparkiran di IRTI Monas nantinya akan dibuat mirip dengan terminal parkir elektronik seperti di Jalan Agus Salim atau Sabang. Sistem tersebut akan diberi nama parkir off street dengan transaksi di mesin.

"Mudah-mudahan secepatnya sistem di IRTI Monas kita ubah dengan sistem gate tanpa petugas, semua bayar di mesin yg sdh disediakan," ucap Sunardi.

Pihaknya menargetkan, pengubahan sistem tersebut akan selesai pada Agustus mendatang. Besok pihaknya akan menyerahkan rencana pengubahan sistem tersebut ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta.

Sebelumnya diberitakan, warga yang parkir di IRTI Monas pasrah membayar tarif flat yang ditetapkan oleh petugas sebesar Rp 5.000. Padahal, sistem tarif yang ditetapkan adalah progresif sesuai dengan lamanya parkir.

Sistem tarif parkir flat itu dilakukan dengan pencatatan yang dilakukan petugas di secarik kertas tiket. Pembayaran parkir pun melalui petugas tanpa menggunakan mesin. Biasanya, petugas nakal ini menetapkan tarif flat pada saat ada acara di kawasan Monas dan sekitarnya, seperti hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD).




Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com