Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Yustisi Kependudukan ala Ahok

Kompas.com - 22/07/2015, 12:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tetap akan melaksanakan Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) untuk mengendalikan jumlah pendatang seusai hari raya Idul Fitri. Namun, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki konsep berbeda untuk pelaksanaan OYK tahun ini.

Basuki tidak lagi melibatkan jaksa, hakim, serta aparat dalam pelaksanaan razia kependudukan tersebut, seperti yang terjadi pada pemerintahan DKI tahun-tahun sebelumnya. 

"Kami tetap melaksanakan Operasi Yustisi, tapi sifatnya bukan razia untuk kasih denda orang. Kami cuma mau mengingatkan mereka, jika Anda mau tinggal di Jakarta, harus punya usaha dan tempat tinggal dan kami kasih mereka KTP," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (22/7/2015). 

Operasi Yustisi, lanjut dia, menjadi momen untuk menjelaskan serta memberi pembinaan kepada pendatang. Contohnya, sosialisasi aturan-aturan kependudukan, seperti surat keterangan pindah, jaminan pekerjaan, dan jaminan tempat tinggal. Selain itu, OYK juga dilakukan untuk membina pendatang agar tidak membangun bangunan liar.

"Operasi Yustisi itu untuk menjelaskan, kalau kamu enggak dapat kerjaan tetap mesti numpang sama saudara atau teman kamu yang punya rumah. Jadi mereka yang tanggung jawab balikin kamu ke kampung."

"Kalau kamu di jalanan, kamu jadi masalah dan kami akan kembalikan pakai perjanjian. Kalau kamu balik lagi, berarti akan kami anggap melakukan pidana penipuan kepada Pemprov DKI," kata Basuki. 

Dengan demikian, lanjut dia, tidak ada lagi istilah Jakarta tertutup bagi para pendatang. Semua warga boleh datang ke Jakarta dengan syarat memiliki pekerjaan dan tempat tinggal. Sementara Pemprov DKI menjamin KTP DKI sesuai domisili bagi pendatang yang telah memiliki pekerjaan dan tempat tinggal permanen. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Edison Sianturi menyebut pihaknya tetap akan menggelar Operasi Yustisi pada 7 Agustus mendatang. Ia menegaskan bakal merealisasikan OYK ala Basuki tersebut, yakni dengan pembinaan pendatang untuk memiliki pekerjaan dan tempat tinggal tetap.

Dalam waktu dekat dia akan mengirim surat edaran ke semua RT/RW di Ibu Kota untuk memudahkan pendataan seluruh pendatang baru.

"Semua kelurahan sosialisasi dulu turun ke lapangan, setelah sosialisasi ditemukan penduduk yang tidak lapor, kami datangi sampai ke kos atau rumahnya."

"Kalau pendatang enggak lapor 14 hari akan dilempar dari Jakarta, setelah itu kami surati daerahnya untuk minta wilayahnya mengecek kependudukan. Dia pasti malu di Jakarta dan kampungnya bahwa dia tidak melapor ke daerah kami," kata Edison.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com