Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

108 Angkutan Umum "Dikandangkan" dalam Operasi Gabungan Dishub DKI

Kompas.com - 07/12/2015, 22:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 900 personel gabungan dari Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI, Brimob, Polantas, dan POM TNI, diturunkan untuk menertibkan angkutan umum yang melanggar peraturan.

Sebanyak 108 angkutan umum pun berhasil dikandangkan. Namun, sayangnya penertiban tersebut terkesan dilakukan setelah terjadinya kecelakaan metromini menabrak kereta di pelintasan Angke, Jakarta Barat yang menewaskan 18 orang.

Wakil Kepala Dishubtrans DKI Jakarta, Yani Wahyu Purwoko, mengatakan, bahwa personel gabungan tersebut terdiri dari petugas pengendalian operasi Dishubtrans DKI sebanyak 80 orang, Brimob 20 orang, Polantas dan Penegak Hukum Polda Metro Jaya 30 orang dan 20 orang dari POM AD, POM AL, dan Garnisun.

"Kami lakukan penertiban tidak hanya untuk metromini atau kopaja saja, termasuk taksi juga kami tertibkan jika tidak memenuhi kelengkapan administrasi operasional angkutan umum," kata Yani ketika dihubungi Warta Kota, Senin (7/11/2015).

Untuk angkutan umum reguler yang dikandangkan, rata-rata melanggar aturan tidak ada kartu pengenal pengemudi, tanda-tanda fisik kendaraan tidak bagus seperti dahsboard rusak dan lampu mati.

Termasuk, jika KIR masih berlaku, tapi jika pengemudi tidak memakai seragam, dan tidak ada kartu pengenal, serta tidak ada kartu izin usaha, maka akan langsung dikandangkan.

"Pelanggaran pada angkot, rata-rata karena tidak memiliki kartu kelayakan operasional kendaraan atau KIR, kartu pengawas tidak melekat di kendaraan, sopir tidak memiliki kartu tanda pengenal pengemudi, pengemudi tidak memiliki SIM dan STNK," katanya.

Seperti diketahui, sebuah metromini B 7760 FD, tertabrak L Commuterline di pelintasan Angke, Jakarta Barat pada Minggu (6/12/2015) sekira pukul 08.45 WIB.

Sebanyak 18 penumpang termasuk sang sopir, Asmadi tewas, akibat melintasi palang pintu pelintasan yang telah tertutup dan tertabrak kereta. (Mohamad Yusuf)

Data Penetiban Kendaraan Tanggal 7 Desember 2015 :

1. Bidang Dalops
BAP/Tilang : 34
Stop Operasi : 43
Derek : 7
OCP (Operasi Cabut Pentil) : 487
BAP Polisi : 0
Jaring : 0

2. Sudin Jakarta Selatan
BAP/Tilang : 115
Stop Operasi : 11
BAP Polisi : 0
S. Ops Polisi : 0
Derek : 7
OCP : 85

3. Sudin Jakarta Barat
BAP/Tilang : 140
Stop Operasi : 28
BAP Polisi : 0
Derek : 0
OCP : 189
Jaring : 0

4. Sudin Jakarta Pusat
BAP/Tilang : 114
Stop Operasi : 4
Derek : 8
OCP : 0
Jaring : 0

5. Sudin Jakarta Timur
BAP/Tilang : 110
Stop Operasi : 8
Derek : 7
OCP : 65

6. Sudin Jakarta Utara
BAP/Tilang : 58
Stop Operasi : 14
Derek : 5
OCP : 62

TOTAL
BAP/Tilang : 571
Stop Operasi : 108
Derek : 34
OCP : 411
BAP Polisi : 487
S. Ops Polisi : 0
Jaring : 0

Jumlah Total : 1611

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com