Reza menyebutkan pelaku menggunakan cara yang terbilang aneh untuk menghabisi nyawa korbannya, yakni menggunakan sianida di tempat terbuka.
"Jadi, pembunuhankah ini? Aneh bahwa sianida dipakai untuk menghabisi korban yang berstatus sosial biasa-biasa saja. Alhasil, jika ini dianggap pembunuhan, maka pembunuhnya adalah orang dengan latar khusus," kata Reza ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Reza menguraikan, pembunuhan dengan racun sianida mengindikasikan pelaku tidak ingin beraksi secara frontal berhadapan dengan Mirna.
Reza pun menduga pelaku terbiasa dengan zat kimia sehingga memutuskan untuk menggunakan sianida untuk membunuh korbannya. (Baca: Dua Karakter Berbeda Sahabat Mirna)
Dia meminta polisi terus memperkuat pembuktian ilmiah karena kasus ini bukan pembunuhan jalanan, melainkan menggunakan racun serta agar tidak terlalu mempercayai keterangan saksi.
"Perkuat pembuktian," kata dia. "Ingatan mudah terfragmentasi dan terdistorsi. Ingatan adalah benda paling merusak dalam pengungkapan kasus jadi kepolisian jangan terlalu jauh mengejar kesaksian."
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal sendiri menyatakan belum akan mengumumkan tersangka karena masih berkonsolidasi untuk memperkuat alat bukti agar tersangka tidak bisa berkelit di pengadilan.
"Masih memantapkan alat bukti yang sudah ada agar kekurangannya dilengkapi atau ditambahkan. Hari ini kami akan lakukan konsolidasi lagi," kata Iqbal di Polda Metro Jaya hari ini.
Sedangkan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti menyatakan polisi hati-hati dalam mengungkap kasus ini agar tidak salah menentukan tersangka yang berujung ke praperadilan. (Baca: Polisi Siap jika Tersangka Kasus Mirna Ajukan Praperadilan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.