Membawa sebuah karung, Sarminto terlihat mengorek-ngorek sampah di dalam tabung berwarna biru. Sementara itu, sang anak yang baru berusia tujuh tahun, Aldi, mengikutinya dari belakang.
Sama seperti ayahnya, Aldi juga memungut sampah sisa bangunan Kalijodo yang sudah dibongkar. Namun, tidak semua jenis sampah dipungut mereka.
"Wah, kita dimarahi kalau ambil kayu, kusen, atau seng, masih pada bagus semua. Tetapi, hasil bongkaran, alhamdulillah, banyak yang bisa jadi uang," kata Sarminto.
Sementara itu, saat Sarminto dan Aldi terus menyusuri tiap gang di Kalijodo, istrinya, Robiatun, mengais sampah dengan saudara perempuannya. Mereka terlihat mengambil sampah jenis plastik, kardus, botol plastik, botol kaca, dan lainnya.
Tiap harinya, Robiatun mengaku hanya dapat mengumpulkan sekitar 4 kilogram sampah.
"Tetapi, sudah tiga hari ini, saya sama suami ngumpulin sampah sisa bongkaran. Lumayan total bisa kumpulin 15 kg per hari, dijual ke pengepul dihargainya Rp 7.500 per kilogram-nya," kata Robiatun.
Tanpa beralas kaki, Robiatun terlihat bersemangat mengais sampah di kawasan Kalijodo. Selain Sarminto dan Robiatun, terlihat banyak tukang abu gosok serta tukang gerobak yang berlalu lalang di Jalan Kepanduan II.
Puluhan personel kepolisian serta Satpol PP terlihat berjaga di sana. Beberapa warga juga terlihat masih membongkar bangunan mereka. Rencananya, kawasan Kalijodo akan ditertibkan pada 29 Februari mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.