Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenalan di Facebook, Seorang Guru Ditipu hingga Rp 650 Juta oleh WN Nigeria

Kompas.com - 16/05/2016, 16:08 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang guru berinisial NP (37) tertipu oleh seorang warga negara asing (WNA) asal Nigeria berinisial ARC (31) yang mengaku sebagai tentara Amerika yang sedang bertugas di Afganistan.

NP tertipu hingga mengeluarkan uang sebesar Rp 650 juta untuk pelaku. ARC menipu korban dengan modus berkenalan melalui media sosial Facebook. Pelaku membuat akun Facebook dengan nama Eldho Markose sejak bulan Agustus 2015.

"Pelaku berjanji kepada korbannya akan menikahi dan akan mengirimkan uang sebesar 1,5 juta dollar AS," ujar Kasubdit Cyber Crime Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Suharyanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (16/5/2016).

Suharyanto menambahkan, dalam menjalankan aksinya, ARC tidak sendirian. Ia dibantu dengan dua orang wanita asal Indonesia berinisial NM (20) dan RN (43).

NM mengaku sebagai petugas bea cukai Bandara Ngurah Rai, Bali. Sementara itu, RN berperan untuk membuka rekening dan mengambil uang hasil kejahatan tersebut.

Suharyanto menjelaskan, pada tanggal 17 April 2016, tersangka ARC menghubungi korban melalui Facebook dan mengatakan bahwa akan mengutus agen diplomatik dari Amerika bernama Max ke Indonesia untuk membawa uang di dalam boks sebesar 1,5 juta dollar AS.

Saat tanggal 19 April, korban mendapat telepon dari NM yang mengaku sebagai petugas Bandara Ngurah Rai, Bali. Kemudian, NM meminta uang untuk biaya administrasi agar boks yang berisi uang tersebut bisa keluar dari bea cukai.

"Dari 19 April sampai 4 Mei, korban sudah mengirimkan uang ke rekening pelaku dengan total Rp 650 juta," kata Suharyanto.

Setelah mengetahui uang yang dijanjikan pelaku tidak kunjung tiba dan pelaku sulit untuk dihubungi, NP baru sadar bahwa dirinya telah ditipu. Dia langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi pada tanggal 10 Mei 2016 lalu. (Baca: Penipuan "Online", Polri Tangkap 90 WNA)

Setelah mendapatkan laporan tersebut, jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya langsung mengejar para pelaku. Ketiganya ditangkap pada Sabtu (14/5/2016) di sebuah apartemen di kawasan Jakarta Utara.

Dari tangan para pelaku, polisi menyita barang bukti berupa 5 buah KTP, 1 paspor, 3 laptop, 15 ponsel, 10 buku tabungan, 13 kartu ATM, 6 simcard, kalung emas, uang tunai 800 dollar AS, dan uang tunai 1.000 ringgit.

Akibat perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 378 dan 263 KUHP, Pasal 28 ayat (1) juncto Pasal 45 ayat (2) UU RI Nomor 12 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Pasal 3, 4, dan 5 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman penjara 20 tahun. (Baca: Kenalan di Facebook, SA Perkosa Siswi SMA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com