Meski begitu, persiapan operasional terminal terkesan dadakan. Masalah pengisian loket malah berujung keributan. Ratusan pengurus PO bus menggeruduk terminal itu, Senin (13/6/2016). Mereka menuntut masalah keterbatasan loket, angkutan kota, dan terminal bayangan dituntaskan.
Keterbatasan loket membuat karyawan PO merasa terancam kehilangan kerja. Sebab, di lantai mezzanine hanya tersedia 31 ruang loket bus. Sementara PO bus yang dipindahkan lebih kurang 74, dari Terminal Pulogadung dan Rawamangun.
"Kalau mau pindah, pindah (boleh). Tapi masalah karyawan jangan dikurangi. Yang jelas loketnya kurang di sini," kata salah satu karyawan PO.
Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI menjanjikan memindahkan semua PO bus trayek Jawa Tengah dan Jawa Timur ke loket setempat.
Sampai Senin (13/6/2016), sebanyak 21 PO bus sudah melakukan pengundian loket. Namun, karena ada 74 PO bus yang akan masuk ke terminal ini, meja-meja akan disediakan untuk PO bus yang tak kebagian ruangan loket.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Andri Yansyah mengatakan, secara fisik, Terminal Pulo Gebang sudah rampung. Hanya perlu kelengkapan rambu, marka jalan, penerangan, dan membuka kios. Pihaknya mengakui banyak kekurangan kecil yang perlu dilengkapi itu.
"(Kekurangan) boleh dibilang banyak, tapi seumpamanya (menunggu) sampai sempurna banget, nanti enggak dibuka-buka," ujar Andri.
Andri menyatakan, bus AKAP sudah beroperasi di teminal tersebut. Meski belum semua PO bus masuk, tetapi pihaknya menargetkan tanggal 20 Juni 2016 semua PO bus sudah dipindahkan ke sana.
Kini tinggal menunggu waktu akankah terminal yang dibangun sejak era Gubernur DKI Fauzi Bowo itu terealisasi melayani mudik Lebaran ini.