Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriteria Pemimpin Jakarta dari "Koalisi Kekeluargaan" Dianggap Sindiran untuk Ahok

Kompas.com - 09/08/2016, 17:52 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Koalisi Kekeluargaan" mengungkapkan ada tujuh kriteria untuk figur pemimpin Jakarta di masa mendatang. Koalisi Kekeluargaan sendiri merupakan gabungan dari tujuh partai politik selain pendukung petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Adapun tujuh kriteria itu yakni arif, bijaksana, beradab, santun, beretika, bersih dan cerdas. Namun, beberapa kriteria itu dinilai merupakan sindiran terhadap Ahok.

"Beberapa variabel bisa dikatakan sindiran terhadap Ahok. Dalam kacamata tertentu dengan sikap Ahok dianggap tak santun misalnya," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Selasa (9/8/2016).

Namun, menurut Yunarto, figur pemilik tujuh kriteria itu belum dapat dipastikan dapat memenangkan pertarungan melawan Ahok.

Figur paling pas untuk bertarung dengan Ahok adalah kepala daerah berprestasi. Oleh karena itu, ia pun memahami ada dorongan beberapa masyarakat terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Semangat ini tercermin lewat kesuksesan Joko Widodo dan Ahok mengalahkan petahana, Fauzi Bowo pada Pilkada DKI 2012 silam. (Baca: Samakan Persepsi, Ini Tujuh Kriteria Pemimpin Jakarta Menurut "Koalisi Kekeluargaan")

"Tapi kalau disamakan dengan saat itu susah juga. Dulu Foke tingkat kepuasan publiknya di bawah 50 persen. Sekarang Ahok sekitar 65 persen," sambung Yunarto.

Tingkat kepuasan publik dinilai sebagai penentu petahana akan kembali dipilih lagi atau tidak. Di sisi lain, Yunarto meragukan koalisi yang dibangun di Indonesia. Pasalnya, koalisi yang dibangun dianggap mudah terpecah.

"Pengikatnya bukan ideologi dan program, tapi bersifat pragmatis memenangkan pertarungan. Seketika mendapatkan tawaran lebih baik, bisa bubar," ungkap Yunarto. (Baca: Menanti Gebrakan "Koalisi Kekeluargaan")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com