Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI: Penggusuran Rawajati Dilakukan Tanpa Penanggung Jawab

Kompas.com - 07/09/2016, 14:34 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi A DPRD DKI Jakarta menilai ada cacat prosedural saat penggusuran permukiman warga pinggiran rel di Rawajati, Jakarta Selatan, pada 1 September lalu.

Sekretaris Komisi A DPRD DKI Syarif mengatakan, tidak ada pejabat, seperti Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi ataupun Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jupan Royter, saat penertiban berlangsung.

"Camat dan lurah-nya enggak tahu lagi ngumpet di mana. Bahkan Kasatpol PP Jakarta Selatan enggak ada saya lihat," ujar Syarif di Gedung DPRD DKI, Rabu (7/9/2016).

Ia menyampaikan hal itu saat rapat bersama jajaran Wali Kota Jakarta Selatan dan Satpol PP DKI Jakarta. Komisi A memanggil Wali Kota Jaksel dan satpol PP untuk menjelaskan tentang penggusuran Rawajati.

Dalam rapat tersebut, Kepala Satpol PP DKI Jupan Royter ataupun Wali Kota Jaksel Tri Kurniadi mengakui mereka tidak berada di lokasi saat eksekusi pembongkaran. Menurut Jupan, saat itu yang menjadi penanggung jawab adalah Kepala Satpol PP Jakarta Selatan Ujang Hermawan.

Pada kesempatan yang sama, Ujang menyatakan, dirinya ada di lokasi. Namun, ia mengaku sempat beberapa kali keluar dari barisan untuk memantau kondisi di sekitar.

Sebab, kata Ujang, ada sebagian warga yang beberapa kali melempari aparat dengan batu, termasuk aparat dari Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI yang sedang bertugas mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi penggusuran.

"Ada oknum warga yang memprovokasi warga lainnya untuk menyerang aparat," ujar Ujang.

Namun, Syarif menyatakan, dia beberapa kali menanyakan ke petugas satpol PP yang ada di barisan depan mengenai pimpinan penanggung jawab. Saat itu, ia menyatakan tidak ada satu pun petugas yang menyebutkan nama penanggung jawabnya.

"Ada yang jawab pimpinannya lagi ada di belakang. Kok di belakang? Imam itu harusnya ada di depan," ujar Syarif. (Baca: Ketika Anak-anak Rawajati yang Jadi Korban Penggusuran Mengais Uang Parkir...)

Tak hanya mempermasalahkan ketiadaan penangung jawab, Syarif menyatakan, saat itu tidak ada satu pun petugas satpol PP yang bisa menunjukkan surat tugasnya.

"Padahal kalau ditunjukin, selesai enggak ada masalah. Kami tidak mempermasalahkan penataan. Kami mendukung, tetapi lakukan dengan cara-cara yang bertanggung jawab," kata Syarif.

Kompas TV Warga Rawajati Keberatan Direlokasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com