Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Anak-anak Rawajati yang Jadi Korban Penggusuran Mengais Uang Parkir...

Kompas.com - 06/09/2016, 18:47 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jelaga sisa pembongkaran bangunan menyesakkan pelaju di Jalan Rawajati Barat, Selasa (6/9/2016) sore. Namun, dua anak SD Negeri Rawajati 07 Pagi, Dias dan Rofi, tertawa lebar di tengah jalan.

Bermodalkan sebuah bangku dan dus minuman, selama sepekan terakhir setiap sore pukul 15.00 WIB, Dias dan Rofi menggowes sepeda mereka dari kontrakan mereka di Jalan Pahlawan, Kalibata, untuk memungut uang parkir di ujung Jalan Rawajati Barat.

"Pulang sekolah tidur dulu, sore ke sini dah sampai malam," kata Dias kepada Kompas.com, Selasa.

Sebenarnya, tak banyak yang mereka lakukan. Sebab, arus kendaraan di sepanjang jalan itu sepi. Jalannya pun hanya muat untuk satu mobil. Namun, Dias dan Rofi melakukannya untuk menambah uang jajan.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Warga tak kuasa menahan tangis saat penertiban kawasan permukiman di Jalan Rawajati Barat III, RT 09 RW 04, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (1/9/2016). Kerusuhan antara Satpol PP dan warga sempat terjadi saat penertiban tersebut berlangsung.

Mereka khawatir akan nasib keluarga mereka setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meruntuhkan rumah mereka dengan backhoe.

"Bapak saya punya warung kopi, tetapi belum tahu mau jualan lagi kapan, kalau bapaknya dia (Rofi) sama, jualan mi ayam pakai gerobak," kata Dias.

Sempat ada yang menyebut bahwa Jalan Rawajati Barat diblokade oleh anak-anak yang "memalak" uang parkir. Namun, kedua anak tersebut tidak pernah memaksa pengguna kendaraan yang melewat, hanya sesekali mengejar mobil sambil menyodorkan dus.

"Enggak maksa kita. Ya lumayan juga kadang-kadang dapat banyak," kata Rofi. (Baca: Anak Panti Asuhan di Rawajati Bukan Hanya Menangis Saat Digusur)

Keduanya mengaku tak ingin jadi juru parkir. Namun, di tengah kegundahan orangtua mereka, dua anak ini atas inisiatif sendiri mencari kesibukan yang menguntungkan bagi mereka.

"Enggak apa-apa dong kan enggak mengganggu. Malam tetap belajar," kata Rofi.

Kompas TV Warga Rawajati Bertahan di Lokasi Pembongkaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com