Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban di Jalan Widya Chandra, Taksi Diderek dan PKL Diusir

Kompas.com - 27/10/2016, 15:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan merazia kendaraan yang parkir liar di Jalan Widya Chandra, Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2016) siang. Dalam operasi tersebut, Dinas Perhubungan mencabut pentil ban lima motor, menilang dua mobil, dan menderek tujuh mobil ke kantor Sudin Perhubungan Jakarta Selatan.

Kedatangan petugas Dishub sekitar pukul 13.30, langsung membuat pengemodi taksi yang memarkirkan mobilnya di sana kebingungan. Petugas Dishub datang dengan mengendarai sepeda motor beserta mobil derek.

Sebagian sopir taksi sedang menikmati makan siang di lokasi itu, lainnya tengah beristirahat.

"Mau ditilang apa diderek Pak?" kata seorang petugas Dishub kepada seorang sopir taksi.

(Baca: Kadishub Persilakan Polisi Tangkap Petugas Dishub yang Terima Pungli dari Parkir Liar)

Sopir taksi bernama Aspuri itu memohon agar dimaafkan. Dia mengaku baru berhenti sebentar untuk membeli rokok ketika petugas rombongan Dishub tiba.

Tak dapat ampun dan malah diderek, Aspuri pun pasrah.

"Ya sudahlah kalau nggak dikasih (maaf). Rejekinya dia. Untung saya lagi bawa uang. Semoga panjang umur orang-orang kaya gitu," kata Aspuri.

Di saat bersamaan, Satpol PP dari Kelurahan Kuningan Barat juga menertibkan pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar di Jalan Widya Chandra. Ada pedagang nasi bebek, pedagang rokok dan minuman ringan yang langsung kocar-kacir menyelamatkan peralatannya.

Meja, bangku, dan ember yang ditinggal para pedagang diangkut ke kantor kecamatan. Adapun sisa barang-barang PKL disimpan di sebuah lahan kosong di sebelah Gedung LIPI.

"Di sini sudah sering, mungkin ada empat kali seminggu dirazia tapi ya kembali lagi kembali lagi. Diberi penyuluhan sudah, tetap kami razia," kata Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kuningan Barat, Linaria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com