JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, mengemukakan alasan mengapa memilih Sentul International Convention Center (SICC) di Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, sebagai tempat acara silaturahim dengan paguyuban Rakyat Tangguh Republik Wibawa (RTRW), Laskar Masyarakat Kreatif (LMK), dan relawan pendukungnya pada Rabu (8/2/2017) ini.
Menurut Agus, hal itu dia lakukan karena SICC bisa menampung banyak orang. Agus mengklaim, peserta yang hadir 10.000 orang. Jumlah ini sama seperti acara yang sama sebelumnya yang dilangsungkan pada 5 Februari 2017.
"Alasannya, tempat yang memungkinkan untuk 10.000 lebih orang, yang baik dan dalam suasana nyaman juga, supaya saya bisa secara direct (langsung) meyakinkan poin-poin penting yang perlu mereka ketahui, ya sekadar itu saja," kata Agus usai acara di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Agus mengatakan, persoalan tempat tidak terlalu mendasar, yang terpenting bisa mewadahi sekian puluh ribu orang yang hadir tersebut.
"Yang penting hari ini dan tanggal 5 lalu available di Sentul, tidak terlalu jauh di Jakarta, tetapi cukup untuk mewadahi sekian puluh ribu orang tersebut," ujar Agus.
Agus mengaku senang bisa bertemu paguyuban RTRW dan LMK tersebut. Dia berharap, pendukungnya itu tetap berjuang meyakinkan warga Jakarta memilih dia dan Sylvi.
"Ini adalah pertemuan yang kedua, tetapi dengan audiens yang berbeda. Hari ini 10.000, tanggal 5 lalu juga 10.000-an orang. Intinya saya ingin membakar semangat semua agar hari-hari menjelang tanggal 15 Februari semua melakukan perjuangan," kata Agus.
Ketua Bawaslu DKI Jakarta, Mimah Susanti, sebelumnya mengimbau agar semua kegiatan yang dilakukan cagub-cawagub DKI dalam rangka Pilkada DKI 2017 dilakukan di wilayah DKI, apalagi jika kegiatan tersebut mengarah pada kampanye.
"Kegiatan apa pun itu harus diberitahukan, apalagi yang mengarah pada kampanye. Ya mohon kampanyenya di Jakarta, jangan di luar Jakarta," kata Mimah di Kantor Bawaslu DKI, Sunter Agung, Jakarta Utara, Rabu (8/2/2017).
Kegiatan yang dilakukan di luar DKI Jakarta, lanjut Mimah, dikhawatirkan menjadi modus yang digunakan untuk menghindari pengawasan Bawaslu dan melakukan pelanggaran pilkada. Dengan demikian, modus tidak bisa dibuktikan sebagai pelanggaran.
Baca: Bawaslu DKI: Mohon Kampanyenya Jangan di Luar Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.