Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Pentingnya Pemeriksaan Penumpang di Bandara

Kompas.com - 07/07/2017, 07:40 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Viralnya video seorang ibu yang menampar petugas Aviation Security (Avsec) perempuan di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, mengingatkan kembali mengenai ketatnya prosedur pemeriksaan keamanan yang berlakuk di bandara seluruh Indonesia.

Bukan hanya di Indonesia, semua bandara di seluruh dunia menerapkan peraturan serupa dalam rangka mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama berlangsungnya penerbangan sipil.

Pengamat penerbangan Alvin Lie menjelaskan, pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah security check point (SCP) di seluruh bandara di Indonesia diterapkan dua kali.

Satu SCP diletakkan di batas antara ruang publik dengan area check in, satu SCP lagi ditempatkan sebelum memasuki area pemberangkatan atau boarding lounge.

"Di SCP satu sana koper itu kan di-scan. Itu belum terlalu ketat karena masih ada security check berikutnya. Yang menjadi sasaran utama di sana, barang yang akan masuk bagasi itu di-scan dulu, apakah ada barang-barang yang masuk kategori berbahaya," kata Alvin kepada Kompas.com, Kamis (6/7/2017).

(baca: Kronologi Kejadian Seorang Ibu Tampar Petugas Bandara di Manado)

Adapun SCP dua, pemeriksaan diberlakukan lebih ketat. Atas dasar ketentuan tertulis dari Kementerian Perhubungan, semua penumpang pesawat di SCP dua diminta menanggalkan semua barang yang terbuat dari bahan logam untuk diperiksa melalui mesin x-ray.

Jika setelah barang dengan bahan logam dipisahkan namun penumpang masih ditandai dengan bunyi ketika melewati metal detector, penumpang diminta mundur kembali dan memeriksa barang bawaannya.

"Kalau sudah semua barang yang mengandung logam dikeluarkan dan ternyata orang yang lewat masih bunyi, orang itu diperiksa lagi. Kalau pas diraba ternyata ada yang tidak wajar, akan diperiksa lagi diajak masuk ke ruang pemeriksaan khusus, di mana pakaian pun harus dilepas," tutur Alvin.

Penumpang yang masuk ke ruang pemeriksaan khusus akan diminta mengikuti prosedur petugas, di mana intinya semua bagian tubuh serta barang bawaan penumpang diperiksa secara saksama.

Hal ini dilakukan untuk memastikan penumpang tidak membawa barang atau bahan berbahaya lain selama melakukan penerbangan.

"Kadang-kadang bukan sekadar metal, tapi juga bisa ada bahan peledak atau narkoba dan sebagainya. Semua ini kan untuk melindungi semua pemangku kepentingan di bandara maupun penumpang di pesawat terbang," tutur Alvin.

Pemeriksaan penumpang menjadi penting, kata Alvin, untuk mencegah terjadinya kecelakaan penerbangan.

Alvin turut memberi tips agar penumpang bisa melalui SCP satu dan dua dengan baik. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyadarkan anak-anak agar memahami aturan yang berlaku saat melalui SCP di bandara.

"Semua barang jinjingan, termasuk yang ada di tubuh, harus di-scan. Perlu menyiapkan diri, misalnya kita membawa uang logam banyak, sebaiknya sudah ditaruh di dompet tersendiri sehingga di satu tas itu barang-barang logam sudah disendirikan," ujar Alvin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com