Konsep RW Siaga yaitu RW secara swadaya melakukan karantina wilayah. Dengan demikian, warga RW tersebut tidak bisa sembarangan keluar masuk tanpa seizin pengerus RW atau petugas keamanan di kawasan itu.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mengatakan di Kota Bekasi, Kamis (2/4/2020), RW Siaga dibentuk untuk mengrem keluar masuk masyarakat di lingkungan RW.
Rahmat atau Pepen mengemukakan, jika ada masyarakat yang hendak keluar, orang itu perlu izin untuk membuka portal atau pembatas yang dibentuk lingkungannya masing-masing.
“Kata para ahli, itu paling efektif untuk mengerem perkembangan (kasus Covid-19) ini adalah rumah ke rumah,” kata Pepen.
Menurut Pepen, Siaga RW bertujuan agar lebih mudah memantau warga sehingga tidak ada yang keluar bebas ke jalan.
Dia mengakui, selama ini sulit untuk membuat orang tetap berada di rumah.
“Kalau itu umpama shutdown semua nih, berhenti, mungkin efektif 14 hari kemudian orang sudah sehat lagi. Tapi kan pergerakan ini enggak bisa kita. Ini jalan negara, di sana jalan provinsi, di sana jalan yang mau ke Jakarta. Ini jalan negara ke Jakarta,” ucap dia.
Pepen juga mengemukakan, jika semua aktivitas warganya dibatasi dirinya khawatir pendapatan asli daerah (PAD) menurun drastis.
“Presiden (Jokowi) kan juga mempertimbangkan banyak aspek. Nih kita tutup nih sekarang rumah makan nih, PAD kita kan anjlok. Per hari itu cuma dapat Rp 1 milar yang seharusnya Rp 8 miliar. Jadi banyak hal,” ujar dia.
“Jadi kalau Presiden mempertimbangkan banyak hal, ya jangankan Presiden Republik Indonesia, saya di kota ini saja sudah bingung,” ujar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/02/17250191/pemkot-bekasi-bentuk-rw-siaga-untuk-batasi-pergerakan-warga