Salin Artikel

Hasil Rapid Test Reaktif Covid-19, Lima Warga Kebon Melati Diisolasi di Gedung Kesenian

Lima orang diantaranya langsung melakukan uji swab dan tinggal sementara di Gedung Kesenian.

“Lima orang sudah masuk ke Gedung Kesenian. Kalau yang sembilan orang baru besok, di-swab dulu baru masuk,” Lurah Kebon Melati Winetrin kepada Kompas.com, Senin (18/5/2020).

Winetrin menjelaskan, sembilan orang tersebut belum sempat dilakukan uji swab dengan metode PCR karena keterbatasan waktu pemeriksaan massal yang dilakukan hari ini.

Selain itu, petugas kesehatan juga harus melakukan pemeriksaan kepada anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan sembilan orang yang kini berstatus orang dalam pemantauan (ODP) tersebut.

Kesembilan warga itu baru akan ditempatkan di Gedung Kesenian Kebon Melati setelah menjalani uji swab yang dilakukan esok hari.

“Tadi petugas sudah lelah dan mereka harus cek anggota keluarga yang serumah, jadi sekalian besok. Kalau yang lima orang tadi bujangan, sendiri,” kata Winetrin.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat telah menjadikan Gedung Kesenian Kebon Melati sebagai tempat transit bagi warga reaktif Covid-19.

Para warga yang memiliki gejala terinfeksi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) itu akan diminta tinggal sementara sambil menunggu keluarnya hasil uji swab yang menentukan apakah yang bersangkutan positif atau negatif Covid-19.

Jika nantinya hasil uji swab terkonfirmasi positif, petugas kesehatan akan langsung membawa mereka ke rumah sakit rujukan Covid-19 untuk menjalani perawatan.

Adapun hingga saat ini, jumlah pasien positif Covid-19 di kelurahan Kebon Melati sebanyak 54 orang.

Selain itu, terdapat 80 orang dalam pemantauan (ODP) dan 47 pasien dalam pengawasan (PDP).

Secara keluruhan di Provinsi DKI Jakarta, pasien tekonfirmasi positif Covid-19 tembus 6.010 orang. Bertambah 88 pasien dibanding data kemarin sebanyak 5.922 orang.

Dari total pasien positif Covid-19 itu, sudah ada 1.301 pasien yang dinyatakan sembuh, sedangkan 483 orang meninggal dunia.

Sebagai informasi, hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona tipe 2 atau SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode PCR.

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/18/18183311/hasil-rapid-test-reaktif-covid-19-lima-warga-kebon-melati-diisolasi-di

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke