Salin Artikel

Angka Kematian Pasien Covid-19 di Depok Semakin Tinggi, Nyaris 3 Kali Lipat dalam 2 Bulan

Kini, Depok sudah melaporkan 3.287 kasus positif Covid-19. Jumlah ini terbanyak se-Jawa Barat, sekaligus tertinggi di region Bodetabek.

Dalam suatu kesempatan pada Senin pekan lalu, Wali Kota Depok Mohammad Idris bahkan sampai menyinggung wilayahnya "sangat mungkin menjadi zona hitam" jika keadaan ini dibiarkan.

Yang mengkhawatirkan dari Depok bukan hanya laju tambahan kasus positif Covid-19 yang terus melonjak, tetapi juga laju kematian yang semakin cepat.

Meskipun secara proporsional tingkat kematian akibat Covid-19 di Depok tak begitu tinggi yakni 3,4 persen (DKI Jakarta 2,5 persen; Indonesia 3,9 persen), tetapi jumlah pasien yang meninggal mengalami lonjakan pesat 1-2 bulan terakhir.

Perhatikan tren berikut:

20 Juni: 34 korban
20 Juli: 39 korban (+5 atau 1,4 persen)
20 Agustus: 60 korban (+21 atau 54 persen)
20 September: 112 korban (+52 atau 87 persen)

Itu artinya, jumlah kematian pasien Covid-19 di Depok naik nyaris 3 kali lipat dalam kurun 2 bulan, yakni dari 39 korban menjadi 112 korban.

(Geser ke kiri untuk melihat grafik kematian pasien positif Covid-19 di Depok sejak pelonggaran PSBB)

Pemerintah Kota Depok berhenti mengumumkan kematian PDP Covid-19 sejak 19 Juli 2020, dengan jumlah kematian rata-rata 3 kali lipat di atas kematian pasien positif.

Semakin banyak pasien Covid-19 bergejala berat

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengemukakan salah satu fenomena yang mungkin ambil peran dalam melonjaknya kematian pasien Covid-19 di Depok.

"(Kasus Covid-19) yang ditemukan semakin banyak dan kasusnya banyak yang bergejala berat. Banyak kasus-kasus berat. Kalau dulu kan banyaknya kasus tanpa gejala," kata Novarita kepada Kompas.com, Jumat (18/9/2020) lalu.

"Kemarin itu banyak di usia produktif, sekarang agak bergeser. Dari data-data yang ada, kematian ini banyak di usia lanjut, di atas 50 tahun dengan penyakit komorbid (penyakit penyerta)," tambahnya.

Pergeseran tren itu juga sempat disinggung oleh Direktur RSUD Kota Depok, Devi Maryori. Rumah sakit yang ia kelola itu merupakan 1 dari 19 rumah sakit rujukan di Depok yang belakangan kian terisi penuh oleh pasien-pasien Covid-19.

"Kondisi di lapangan terjadi beberapa peningkatan atau ekskalasi yang mereka susah mencari rujukan ICU atau high care," kata Direktur RSUD Kota Depok, Devi Maryori pada 11 September.

"Memang kecenderungannya di akhir-akhir ini, kira-kira sebulan atau 3 minggu terakhir ini, jumlah pasien yang butuh pengawasan itu lebih banyak daripada yang sudah-sudah," kata dia.

Dari segi statistik, Depok mengalami lonjakan pesat kasus suspect/pasien dalam pengawasan (PDP) sebulan terakhir.

Bulan lalu, jumlah PDP yang sedang diawasi di Depok 24 pasien. Kemarin, jumlahnya melesat 754 persen, menjadi 205 pasien.

Novarita tak mau gegabah mencari kesimpulan soal alasan di balik pergeseran tren pasien Covid-19 belakangan ini.

Sejauh dugaannya, pergeseran tren ini besar peluang disebabkan oleh semakin merebaknya kluster keluarga di Depok.

Fenomena ini jamak terjadi tidak cuma di Depok, melainkan juga di kota-kota di Jabodetabek, seiring bebasnya aktivitas warga di luar rumah yang membuat mereka malah membawa pulang virus ke rumah.

"Bisa begitu dugaannya. Jadi orang-orang usia produktif ini pulang ke rumah, lalu menularkan ke (keluarga di) rumahnya yang ada orang lanjut usia," kata Novarita.

Rumah sakit nyaris tak mampu terima pasien

Semakin banyaknya pasien Covid-19 bergejala berat di Depok seyogianya diimbangi dengan ketersediaan ruang perawatan di rumah sakit agar mereka dapat segera ditangani.

Namun, di Depok situasi di lapangan jauh dari ideal. Pasalnya, ruang perawatan pasien Covid-19 di Depok semakin langka sekarang. Ini tentu menjadi momok saat pasien bergejala berat semakin banyak ditemukan.

Berdasarkan data yang diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Kamis lalu, keterisian 19 rumah sakit rujukan Covid-19 di Depok sudah hampir menyentuh 80 persen.

Kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 bergejala ringan sudah terisi 153 dari 229 tempat tidur (66,81 persen).

Kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 bergejala ringan sudah terisi 147 dari 185 tempat tidur (79,46 persen).

Kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 bergejala berat sudah terisi 24 dari 32 tempat tidur (75 persen).

Lalu, keadaan darurat dijumpai pada okupansi ICU khusus Covid-19 yang telah terisi 24 dari kapasitas 25 tempat tidur (96 persen).

Depok perlu sesegera mungkin menambah kapasitas tempat tidur pasien Covid-19, namun hal itu sia-sia belaka tanpa penambahan tenaga medis.

Untuk menyiasatinya, Pemerintah Kota Depok klaim sedang menjajaki komunikasi dengan organisasi profesi dokter (IDI) dan perawat (PPNI).

Akan tetapi, tambahan tenaga medis tak bakal terwujud dalam 1-2 hari, sebab butuh pendataan dan pemetaan yang jeli soal kompetensi mereka.

Selagi kapasitas rumah sakit belum ditambah, Depok terpaksa merujuk pasien-pasien Covid-19 yang tak dapat ditampung di dalam kota ke kota lain, seperti Bogor, Bekasi, atau Jakarta.

Novarita mengamini bahwa lonjakan kematian pasien Covid-19 di Depok mungkin berkaitan dengan situasi rumah sakit yang mulai kewalahan menerima pasien Covid-19.

Namun, ia enggan menyebutnya sebagai penyebab tunggal. Ia tak bisa memastikan bahwa lonjakan kematian pasien Covid-19 di Depok disebabkan hanya karena antrean pasien menuju ruang perawatan.

"Saya perlu data yang lebih akurat. Takutnya saya analisisnya enggak tepat," ujar Novarita.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/21/06525291/angka-kematian-pasien-covid-19-di-depok-semakin-tinggi-nyaris-3-kali

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke