Salin Artikel

Asal-usul Nama Pondok Cina, Berawal dari Pondokan yang Dihuni Pedagang Tionghoa

JAKARTA, KOMPAS.com - Eksistensi Kota Depok tak lepas dari nama seorang tuan tanah bernama Cornelis Chastelein. Bahkan keberadaan wilayah yang kini dikenal dengan nama Pondok Cina pun tak lepas dari pengaruh tuan tanah ini.

Chastelein dikenal karena mengembangkan Depok menjadi kawasan perkebunan dan membangun pasar.

Keberadaan pasar ini pun menarik perhatian para pedagang Tionghoa yang mulai berdagang di lokasi tersebut. Akan tetapi, menurut Tri Wahyuning M Irsyam, pengajar Program Studi Sejarah Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, seperti dikutip dari arsip Harian Kompas 18 Juli 2016, saat itu, tuan tanah ini melarang orang Tionghoa untuk bermukim di Depok.

Larangan ini keluar, sebab Chastelein menganggap orang-orang tersebut suka mabuk dan kerap meminjamkan uang dengan bunga tinggi.

Wilayah itu merupakan lokasi tinggal sementara bagi para pedagang Tionghoa yang berniaga di Pasar Depok.

Oleh karenanya, orang Tionghoa hanya diizinkan berdagang pada siang hari. Kemudian setelah matahari terbenam, mereka harus segera keluar dari Depok.

Lalu karena tidak mungkin kembali ke tempat tinggal mereka, yakni Glodok, maka para pedagang ini pun menginap dan tinggal di Kampung Bojong.

Sementara menurut Rian Timadar dalam skripsi arkeologi berjudul Persebaran Data Arkeologi di Permukiman Depok Abad 17-19 M: sebagai Kajian Awal Rekonstruksi Sejarah Permukiman Depok" (2008), nama Pondok Cina sudah muncul dalam laporan perjalanan Abraham van Riebeen sejak tahun 1703.

Dahulu, Pondok Cina bernama Kampung Bojong. Kawasan ini merupakan perkebunan karet, sawah, dan semak-semak.

Di daerah tersebut tinggal seorang tuan tanah keturunan Tionghoa. Orang-orang Tionghoa yang datang ke Bogor untuk berdagang dipersilakan untuk menginap dan mendirikan pondok-pondok sederhana di tanah milik tuan tanah tersebut.

Timadar menambahkan, daerah Pondok Cina merupakan wilayah partikelir yang dimiliki oleh seorang tuan tanah. Namun belum diketahui siapa tuan tanah di wilayah ini.

Lalu sejak kapan Kampung Bojong berubah nama? Menurut Timadar, kampung tersebut berubah nama sejak tahun 1918 karena masyarakat sekitar menandai daerah itu dengan nama Pondok Cina.

Lama-kelamaan, sebutan ini pun melekat dan menjadi nama daerah yang dikenal dengan Pondok Cina hingga saat ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/27/21084691/asal-usul-nama-pondok-cina-berawal-dari-pondokan-yang-dihuni-pedagang

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke