Salin Artikel

Anaknya Tewas Gantung Diri, Ayah: Enggak Ada Kata-kata Terakhir

JAKARTA, KOMPAS.com - Komarudin (58), menceritakan momen terakhir sebelum anaknya, AP (34), tewas karena gantung diri di toilet kontrakannya, kawasan Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (24/7/2023).

Menurut Komarudin, tak ada kata-kata yang disampaikan korban sebelum mengembuskan napas terakhirnya.

“Anak saya mengakhiri hidupnya enggak ada kata kata terakhir. Saya juga, meninggalnya enggak tahu,” ungkap Komarudin saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Selasa (25/7/2023).

Namun, pada malam sebelum korban gantung diri, Komarudin sempat meminta dibelikan semangkuk bakso.

“Sebelum (korban) meninggal, jam 23.00 WIB saya sempat minta belikan bakso. (Kata korban) 'Sudah minta saja dulu nanti pulang dibayar’” ucap Komarudin menirukan percakapan mereka.

“Dia tadinya mau antar kunci motor, tetapi saya sudah tidur. Sudah itu saja. Ketemu lagi pas sudah meninggal,” sambung dia.

Komarudin baru mengetahui AP meninggal dunia usai mengisi presensi di tempat kerjanya. Kala itu, dia dipanggil ketua RT setempat untuk melihat kondisi sang putri.

“Begitu saya ke sana ada Pak RT, katanya itu lihat di sana. Pas sampai di kamar mandi sudah meninggal,” jelasnya.

Dalam kekalutan, Komarudin memindahkan jenazah putri keduanya itu. Ia berusaha tegar, di saat istrinya menangis melihat kondisi korban.

“Ya saya kaget. Istri saya saja trauma, sampai pingsan. Saya begitu sampai, istri saya dalam keadaan menangis histeris,” tutur dia.

Komarudin berkata, AP tewas dengan posisi duduk dan kaki yang terlipat. Dia lantas memotong tali yang menjerat leher korban.

Sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren AKP Tri Baskoro Bintang menjelaskan, penemuan korban bermula ketika orangtuanya datang ke rumahnya untuk meminjam motor.

"Pada saat itu saksi 1, selaku suami sedang tidur lalu bangun dan membuka pintu dengan memberi orangtua korban kunci motor," kata Bintang saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/7/2023).

Setelah itu, sang suami mencari keberadaan korban. Namun, AP tak terlihat di tempat tidurnya. Suami korban lantas mencari ke toilet dengan kondisi pintu yang terkunci sambil memangil namanya, tetapi tidak ada jawaban.

"Suami korban langsung membuka paksa pintu kamar mandi dengan mendobraknya," papar Bintang.

"Kemudian melihat korban sudah dalam keadaan menggantung dengan tali tas warna hitam di leher yang diikat di tiang besi jemuran handuk," lanjutnya lagi.

Bintang menyebut, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban berdasarkan hasil pemeriksaan tim identifikasi Polres Metro Jakarta Barat.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/25/22500631/anaknya-tewas-gantung-diri-ayah-enggak-ada-kata-kata-terakhir

Terkini Lainnya

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke