Kendati begitu, pihak keluarga tetap meminta agar jenazah HS diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Tanda kekerasan tidak ada, cuma biar pasti kita bawa ke RS Polri Kramatjati untuk diotopsi. Soalnya ini kan permintaan dari keluarga, karena mayat sudah dua hari kok baru tahu, gitu. Biar tahu penyebab meninggalnya," kata Kanitreskrim Polsek Beji, Irman Saputra, kepada wartawan di lokasi, Kamis.
Adapun HS ditemukan meninggal dunia dalam posisi terbaring di atas kasur pondok semipermanen, lantai dua. Ketika itu dia masih mengenakan kaus dan celana satpam.
HS ditemukan meninggal dunia setelah polisi mendapat laporan HS tidak membalas pesan WhatsApp rekannya.
Namun, awalnya rekan HS tidak langsung mengecek kediaman HS lantaran mengira HS pulang ke keluarganya yang juga tinggal di Depok.
"Menurut pihak yayasan, dia (HS) hari Selasa (7/11/2023) di WA karena ada barang yang harus diangkat, tapi dipanggil tidak menjawab, enggak curiga juga karena dipikir pulang ke keluarganya," kata Irman.
Baru pada Kamis siang tadi, kata Irman, salah satu rekan HS ada yang mengecek langsung ke pondok tinggal HS yang berupa bangunan semi permanen lantai dua.
"Pas hari ini dilihatlah, (dari luar) enggak kecium bau, pas ngecek di dalam dilihatlah (HS sudah meninggal dunia)," tutur Irman.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/09/18080701/tak-ada-tanda-kekerasan-pada-jenazah-satpam-ponpes-di-depok-keluarga