Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Jokowi, Tak Perlu Beli Bus Baru untuk Transjakarta..."

Kompas.com - 22/10/2013, 06:00 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Daripada menggunakan anggaran daerah untuk pengadaan bus baru, Pemerintah DKI Jakarta disarankan memakai dana itu untuk perbaikan infrastruktur transjakarta, seperti menambah koridor serta membenahi sarana dan prasarana yang saat ini sudah tak layak.

"Pembelian bus serahkan saja ke investasi swasta, yakni operator, dibantu kredit lunak dengan bunga ringan dari Bank DKI," kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit kepada Kompas.com, Senin (21/10/2013). Menyerahkan pengadaan bus pada operator, imbuh dia, juga berarti melanjutkan sistem yang saat ini berjalan.

Pemberian kredit lunak untuk pengadaan bus oleh operator, kata Danang, menjadi perbaikan dari sistem yang sekarang diterapkan. Pada saat yang sama, operator juga terbantu kredit lunak itu.

Menggunakan mekanisme kredit lunak tersebut, lanjut Danang, juga menjadi peluang untuk mendapatkan jumlah bus lebih banyak. Kebutuhan jumlah bus transjakarta menurut hitungan Danang adalah 10.000 sampai 15.000 unit. "Sementara Pemprov kan cuma mendatangkan 1.000," ujar Guru Besar Universitas Gadjah Mada ini.

Berdasarkan data buku Manajemen Transjakarta Busway, moda transportasi ini sudah melayani 12 koridor yang dijalankan oleh 9 operator. Kesembilan operator itu adalah PT Jakarta Express Trans, PT Trans Batavia, PT Jakarta Trans Metropolitan, PT Primajasa Perdanarayautama, PT Jakarta Mega Trans, PT Ekasari Lorena, PT Bianglala Metropolitan, PT Trans Mayapada, dan Perum Damri.

Empat operator, yakni Damri, Ekasari Lorena, Bianglala, dan Primajasa, merupakan operator yang berdiri sendiri. Sementara lima operator lainnya merupakan konsorsium dari sejumlah perusahaan bus yang ada di Jakarta.

PT Jakarta Express Trans adalah konsorsium gabungan PPD, Bianglala, Steady Safe, Ratax, Pahala Kencana. Sementara PT Trans Batavia merupakan gabungan Mayasari Bhakti, Steady Safe, PPD, dan Metromini. Lalu, PT Jakarta Trans Metropolitan, gabungan dari Mayasari Bhakti, PPD, dan Steady Safe. Adapun PT Jakarta Mega Trans adalah gabungan Mayasari Bhakti, Steady Safe, Pahala Kencana, PPD. Terakhir, PT Trans Mayapada merupakan gabungan dari Mayasari Bhakti dan PPD.

Transportasi, rapor merah setahun Jokowi

Bidang transportasi menjadi rapor merah setahun kepemimpinan Gubernur Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama, di Ibu Kota, terutama dalam pengadaan transportasi publik dan penanganan kemacetan lalu lintas.

Berdasarkan survei Indobarometer yang diumumkan Kamis (17/10/2013), hanya 28,7 persen responden yang mengatakan kinerja Jokowi lebih baik ketimbang dua gubernur terdahulu, yaitu Sutiyoso dan Fauzi Bowo, dalam hal pengadaan transportasi publik. Sementara 51,2 menyatakan kinerja Jokowi sama saja dengan Bang Yos dan Foke.

Sementara dalam bidang penanganan lalu lintas, hanya 36,5 persen responden yang mengatakan Jokowi lebih berhasil ketimbang Bang Yos dan Foke. Selebihnya, 54,3 responden mengatakan, belum ada perubahan yang dilakukan Jokowi untuk mengatasi masalah akut Jakarta ini.

Salah satu hal nyata tentu saja pengadaan bus-bus baru. Beberapa kali, target kedatangan 1.000 unit bus baru meleset. Terlambatnya pengadaan bus baru juga menyebabkan pengoperasian transjakarta untuk angkutan malam hari juga ikut tertunda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com