Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Digusur Kecamatan, Pedagang Mengadu ke Jokowi

Kompas.com - 14/11/2013, 14:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pedagang di Jalan Pluit Karang Ayu Barat, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, diminta mengosongkan tempat berjualannya oleh kelurahan dan kecamatan setempat. Mereka pun mengadukan hal itu kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Pengaduan itu membuat Jokowi mendatangi lokasi tempat pedagang berjualan.

Muhammad Fauzi (30), salah seorang pedagang, mengatakan, kelurahan dan kecamatan setempat akan melebarkan jalanan di depan tempat mereka berjualan. Otomatis, tempat usaha para pedagang pun ikut tergusur. Pedagang meminta Jokowi memberikan solusi lantaran pihak kelurahan serta kecamatan telah memberikan surat peringatan 7 x 24 jam untuk angkat kaki dari lokasi itu.

"Kita inginnya bertahan, jangan sampai dibongkar. Cuma pihak kelurahan sama kecamatan memaksa ini dibongkar," ujar Fauzi.

Pedagang menolak digusur lantaran dua sebab. Pertama, pedagang menuding alasan kelurahan dan kecamatan menggusur lokasi itu tidak masuk akal. Kepada pedagang, mereka mengungkapkan pelebaran jalan dilakukan karena kemacetan arus lalu lintas. Padahal, jalan itu dianggap sudah lebar dan jarang terjadi kemacetan.

Kedua, lantaran biaya kompensasi tempat usaha tidak sesuai dengan apa yang diminta pedagang. Meski diakui pedagang bahwa biaya kompensasi naik dari Rp 2 juta menjadi Rp 10 juta, pedagang tetap menolaknya. Mereka ingin diganti lebih dari nilai tersebut.

"Makanya pihak pedagang sini minta tolong sama Pak Gubernur. Kita minta perlindungan agar dia (Jokowi) datang ke sini," ujarnya.

Menanggapi permintaan para pedagang itu, Jokowi malahan belum mengetahui bahwa jalan tersebut akan diperlebar sehingga menggusur tempat usaha di tepinya. Atas dasar itulah, mantan Wali Kota Surakarta tersebut meninjau lokasi yang akan digusur.

"Tidak semua hal saya tahu. Warga sudah tiga kali nemuin saya dan berkeluh kesah soal penggusuran. Saya lihat lapangan," ujarnya.

Dalam waktu dekat, Jokowi akan memanggil lurah dan camat di wilayah tersebut untuk memeriksa program pelebaran jalan itu. Jokowi pun mengaku tidak masalah atas pelebaran dan penggusuran, asalkan memenuhi dua syarat.

Pertama, apakah pembangunan itu sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW). Kedua, pedagang harus mendapat kepastian tempat usaha yang baru. Ia tak begitu setuju jika pedagang diberi biaya kompensasi.

"Semua kepentingan harus bisa terakomodasi. Itu yang terbaik. Warga dapat solusi. Malah kalau bisa ndak usah digusur, ya ndak usah. Tapi secara tata ruang juga harus dilihat," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com