Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerapan Anggaran Dinas DKI Jauh dari Target Jokowi

Kompas.com - 03/12/2013, 16:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki target penyerapan anggaran oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI sebesar 97 persen hingga akhir tahun ini.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappeda DKI Jakarta, Sarwo Handayani, mengatakan, berdasarkan data hingga Jumat (28/11/2013) kemarin, penyerapan anggaran baru mencapai 55,2 persen.

"Anggaran yang sudah terserap sebanyak Rp 25,721 triliun dari APBD perubahan Rp 50,1 triliun," kata wanita yang akrab disapa Yani, di Balaikota Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Dengan masih rendahnya penyerapan itu, Yani berharap SKPD dapat lebih aktif mengoptimalkan kinerja program mereka. Paling tidak, dapat menyerap anggaran 85-90 persen, mendekati target Jokowi.

Hingga tutup tahun, diharapkan maksimal 86,47 persen anggaran dapat terserap oleh SKPD DKI.

Di dalam APBD DKI 2013, menurut Yani, alokasi belanja tidak langsung, seperti pembayaran gaji pegawai, lebih tinggi daripada belanja langsung, seperti pembiayaan pembangunan fisik. Adapun belanja daerah, yang terdiri dari belanja langsung dan tidak langsung di APBD Perubahan DKI 2013 mencapai Rp 46,27 triliun.

Yani yang juga merangkap sebagai Deputi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta itu menjelaskan, masih rendahnya penyerapan anggaran oleh SKPD DKI disebabkan beberapa hal.

Salah satunya adalah perjanjian kontrak SKPD dengan kontraktor untuk pembangunan langsung, yang biasanya baru dibayar di akhir tahun. Hal ini kemudian terkendala proses lelang. Oleh karena itu, Pemprov DKI akan melakukan pengadaan barang dan jasa melalui e-catalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).

Selain terkendala lelang, pembebasan lahan juga terganjal aturan pemerintah pusat, yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembebasan Lahan untuk Kepentingan Umum.

Dalam aturan tersebut diatur bahwa pembebasan lahan dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), tidak lagi melalui panitia pengadaan tanah (P2T) tiap-tiap wilayah. "Sedangkan Pak Gubernur minta serapan anggaran SKPD sampai 97 persen. Makanya, untuk mencapai angka 85 persen saja kita deg-degan apa bisa mencapai angka segitu," kata Yani.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menengarai rendahnya penyerapan anggaran itu karena "kebiasaan" SKPD DKI me-mark up anggaran sehingga saat APBD telah disahkan dan anggaran dialokasikan, realisasi penggunaan jauh dari perkiraan sebelumnya.

Oleh karena itu, Pemprov DKI akan menerapkan sistem e-budgeting dalam penyusunan anggaran tahun mendatang. Hal itu untuk meminimalkan adanya penyalahgunaan anggaran. "Saya sih senang, enggak ambil pusing, yang penting duitnya enggak dicolong," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com