Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampok PSK Kelas Atas Dicurigai Kerja Sama dengan Korbannya

Kompas.com - 12/12/2013, 07:43 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggita Sari, salah seorang saksi kasus pencurian dengan kekerasan terhadap PSK kelas atas, curiga bahwa aksi Jimmy Muliku alias John Weku (33) dibantu oleh salah seorang korbannya, Feby Rupita.

Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (11/12/2013), Anggita membeberkan alasan kecurigaannya. "Saya mencurigai Feby bekerja sama dengan John. Saya ini kayaknya digunakan Feby untuk menebus dirinya," kata Anggita.

Kecurigaan pertama, kata Anggita, ponsel BlackBerry Onyx milik Feby tidak ikut diambil oleh John Weku, tetapi malah ditinggalkan. Menurut Anggita, hal itu aneh karena semua telepon genggamnya diambil oleh John, bahkan kabel telepon pun diputus.

Hal kedua, lanjut Anggita, adalah John yang mengajak Feby untuk berhubungan intim. Ia curiga ada hubungan khusus di antara mereka berdua. Selain itu, selama ia disekap bersama Feby, John sempat meninggalkan catatan khusus untuk Feby. Catatan itu, kata Anggita, berisi pesan John yang pergi untuk mengambil uang.

"Saya enggak lihat langsung catatan itu, itu kata Feby. Tapi, aneh juga, mana ada sih penjahat yang pas pergi balik lagi?" ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, Feby bisa menemukan kunci borgol dengan mudah sehingga mereka bisa bebas setelah lebih kurang 12 jam disekap. Feby menemukan kunci borgol di sebelah kiri tempat tidur tempat mereka disekap.

"Terakhir soal saldo ATM-nya Feby. Pas diperiksa reskrim, ternyata saldonya sudah nol sejak awal, enggak ada transaksi Rp 20 juta ke John untuk berlian. Soal berlian juga ternyata Feby cuma punya sertifikat," ujar Anggita.

John Weku ditangkap pihak berwajib terkait aksinya melakukan pencurian dengan target PSK dengan tarif Rp 15 juta per malam dan berusia rata-rata di bawah 30 tahun. John yang memulai aksinya sejak 2011 kerap mengaku sebagai pejabat kaya yang menginginkan teman kencan satu malam.

Biasanya, John mengajak kencan di hotel berbintang. Di hotel tersebut, dia sudah menyiapkan perangkap berupa empat borgol, plakban, dan pisau. Ketika wanita panggilan yang sudah dipesannya datang, dia pun melakukan aksinya. Wanita tersebut diborgol di ranjang, kemudian John menguras uang, telepon genggam, dan perhiasan mereka. Modus yang dilakukannya  selalu seperti itu.

Terdakwa dituntut dengan Pasal 368 KUHP atau 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan, dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com