Karena terkait perubahan budaya yang berdampak langsung terhadap kelangsungan hidup warga yang dipindahkan, Ernan meminta ada pendampingan khusus bagi kelompok-kelompok warga yang akan direlokasi.
Kembali terendamHarapan pemerintah memang tidak selamanya berjalan mulus. Percikan persoalan masih saja terjadi di lapangan. Sejumlah warga peserta program relokasi dari Waduk Pluit ke Rusun Marunda, awal 2013, menghadapi kesulitan hidup. Mereka juga mengeluhkan fasilitas transportasi darat dari Marunda ke Muara Baru dan sebaliknya. Bus tak lagi beroperasi. Adapun kapal laut tidak beroperasi karena terganggu cuaca buruk tiga pekan terakhir.
Meski kembali terendam banjir, warga RT 006 dan RT 007 RW 012 Kelurahan Bukit Duri masih belum sepenuhnya sepakat untuk direlokasi. Agus (33), warga Bukit Duri, mengatakan, hingga kini tempat relokasi belum jelas.
Warga, menurut dia, enggan jika dipindah terlalu jauh dari kawasan Pasar Jatinegara. Warga juga meminta jika dipindah ke rumah rusun tidak lagi menyewa, tetapi memilikinya dengan cara mengangsur.
Kawasan Bukit Duri dan Kampung Pulo, Selasa siang, kembali terendam air. Banjir kali ini, menurut warga, merupakan banjir terlama yang mereka alami. Kurang dari satu bulan, mereka tujuh kali terendam air.
Warga Bukit Duri memilih tetap bertahan di rumah masing-masing. Hawa dingin dan lembab tidak mereka khawatirkan karena telah terbiasa.
Sementara itu, warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur, memilih mengungsi. Mereka mendirikan tenda di salah satu sisi ruas Jalan Jatinegara Barat. (JOS/PRA/MKN/NEL/NDY)