"Nomor rangka bisa, tapi nomor mesin, saya kesulitan. Kalau Ferrari gampang, tapi ini Lamborghini," kata Suwarno, satu dari dua petugas Ditlantas yang mengecek fisik kedua mobil mewah tersebut, di halaman parkir belakang kantor Ditlantas, Pancoran, Selasa (2/9/2014).
Pengecekan fisik yang dilakukan Suwarno kali ini meliputi pemeriksaan nomor rangka dan nomor mesin. Nomor rangka adalah nomor seri yang unik yang digunakan oleh industri otomotif untuk mengidentifikasi individu kendaraan bermotor. Nomor mesin adalah nomor seri yang dibuat oleh produsen otomotif untuk membedakan antara mesin yang satu dan yang lain.
Pada pemeriksaan Lamborghini hijau milik anggota DPRD DKI Lulung, Suwarno tak menemukan kesulitan, baik pada nomor rangka maupun mesin.
Selesai memeriksa Lamborghini milik Lulung, Suwarno beralih ke Lamborghini Aventador LP 700-4 warna kuning keluaran 2014 milik pengusaha Eddy Putra.
Setelah beberapa saat mengamati bodi lalu masuk ke dalam mobil, Suwarno pun melapor ke Kepala Seksi Tata Tertib Penegakan Hukum Ditlantas Komisaris Sujito mengenai kesulitannya memeriksa nomor mesin kendaraan mewah tersebut.
"Nomor mesinnya enggak bisa digesek karena letaknya di mesin bagian dalam. Kalau mau lihat, harus lewat dalam mobil, tapi susah karena posisi tulisan nomornya menghadap ke bawah. Harusnya difoto pakai kamera kecil seukuran pulpen," kata Suwarno.
Suwarno pun mengusulkan untuk meminta bantuan ke showroom Lamborghini. Sujito yang melihat permasalahan tersebut pun akhirnya memerintahkan untuk menunda pengecekan nomor mesin Lamborghini kuning tersebut.
"Tutup aja lagi, tutup dulu. Kalau enggak bisa, ya sudah. Biarkan saja dulu," kata Sujito saat memerintahkan para petugas pengecekan untuk menutupi mobil tersebut dengan kain hitam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.