Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Berpelat Merah Diderek di Depan PN Jakpus

Kompas.com - 09/09/2014, 13:14 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta kembali menggelar operasi penertiban parkir liar di hari kedua penerapan Perda No 3 tahun 2012 tentang Retribusi Daerah. Kali ini, Jalan Gajah Mada atau tepatnya di depan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjadi kawasan yang ditertibkan oleh aparat gabungan tersebut.

Pantauan Kompas.com, Selasa (9/9/2014), sekitar 50 petugas dari Dishub DKI Jakarta, kepolisian, Garnisun TNI-AD, dan propam berhenti di depan PN Jakarta Pusat.Empat mobil derek juga disiapkan di tempat itu.

Dalam penertiban ini, Dishub menderek empat mobil yang parkir liar. Dua di antaranya, Honda Jazz warna abu-abu dan mobil Toyota Innova warna silver berpelat merah.

Namun, karena jumlah mobil derek tidak mencukupi, petugas Dishub akhirnya mengempiskan ban mobil lainnya, yakni minibus bernomor polisi B 184 LAW. "Mobil derek kita kurang. Jadi, yang lain dikempesin semoga jadi efek jera buat mereka," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo di lokasi, Selasa siang.

Syafrin mengatakan, depan PN Jakarta Pusat merupakan lokasi yang rawan dijadikan parkir oleh pengendara. Untuk itu, usai menyisir di kawasan Tanah Abang, Dishub dari Jalan Jati Baru, Jakarta Pusat itu menertibkan Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.

Kendaraan yang diderek ini, kata Syafrin, harus ditebus dengan retribusi yang diterapkan oleh Dishub. Kemudian, kepolisian berhak memberikan tilang. Jadi, pembayaran parkir liar ada dua dari Dishub dan pembayaran tilang dari kepolisian.

Dari kawasan Jalan Gajah Mada, petugas akan bergerak ke Stasiun Jakarta Kota (Beos), Jakarta Barat. "Ini akan kita bawa ke rawa buaya, Jakarta Barat. Sementara kita bergerak ke Beos, mobil derek akan ke Beos lihat situasional di Beos," ujar Syafrin.

Penertiban ini setiap harinya akan berlangsung dari pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com