Terkait pengamanan lubang hanya berupa seng, kata Sahat, itu sudah sesuai dengan pengamanan fisik bangunan. ”Memang aturannya cukup menggunakan seng,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Sahat, lubang galian tempat Wiwin terperosok merupakan lubang yang paling dalam dibandingkan lubang lainnya. Lubang tersebut merupakan tempat masuknya mesin bor dan pipa air berdiameter 1,8 meter.
Mesin bor dan pipa air berukuran besar itu disesuaikan dengan kebutuhan proyek, yaitu membangun fasilitas drainase bawah tanah. Terkait fungsi pentingnya itu dalam proyek drainase, lubang tempat Wiwin terperosok akan menjadi yang terakhir ditutup atau diselesaikan.
Menurut Sahat, pembuatan drainase bawah tanah itu dengan cara dibor, kemudian dimasukkan pipa. Karena kemampuan alat untuk mendorong pipa itu hanya 70 meter, lubang galian pun dibuat setiap 70 meter.
Kasatlantas Polresta Bekasi Komisaris Heri Omposunggu menjelaskan, pihaknya akan memanggil penanggung jawab proyek galian pada Senin mendatang. Dari observasi lapangan, pengerjaan proyek itu tidak memenuhi unsur keselamatan yang cukup. Jika terbukti bersalah, pelaksana proyek akan diproses secara hukum.
Semoga Wiwin adalah korban pertama dan terakhir. (MDN/JAL)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.