Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buaya di Kampung Pemulung Tebet Jadi "Rebutan"

Kompas.com - 04/12/2014, 15:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seekor buaya yang menggegerkan pelaksanaan penertiban Kampung Pemulung di Jalan Tebet Barat Raya, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, masih belum jelas siapa pemiliknya.

Sebelumnya, Joko (40), warga setempat, mengatakan bahwa buaya itu dipelihara oleh seorang janda pemulung yang hidup seorang diri di kampung pemulung tersebut. Binatang buas itu diperkirakan dipelihara sejak kecil, sekitar lima tahun lalu, oleh Ipah. [Baca: Janda Pemulung Pelihara Buaya Sepanjang 1,5 Meter]

Kini, buaya itu diklaim milik petugas kebersihan dari Sudin Kebersihan Jakarta Selatan. Petugas kebersihan tersebut, Heru Purwanto (35), mengaku buaya tersebut telah dipeliharanya di sebuah kolam di dalam dipo sampah tempatnya bekerja itu.

Heru mengaku menemukannya ketika banjir tiga tahun lalu di RW 08 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

"Waktu itu lagi bersih-bersih banjir, persis di pinggiran Kali Ciliwung, kita menangkapnya di sana. Awalnya kita kira biawak, tetapi setelah dilihat kulitnya beda, ternyata buaya," kata Heru kepada Kompas.com, di dipo sampah Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2014) siang.

Menurut dia, saat itu buaya tersebut masih berukuran kecil, seperti kadal. Setelah mengetahui itu adalah buaya, ia kemudian membawanya dan memelihara buaya tersebut di dipo sampah. Heru memeliharanya di kolam berukuran 4 x 3 meter persegi di dalam dipo. Buaya itu pun tumbuh besar menjadi seperti saat ini, yakni berukuran 1,5 meter dengan berat sekitar 30 kilogram.

Ia dan para pekerja di dipo tersebut kerap memberikan makan ikan mas segar yang masih hidup. "Kita kasih makan ikan mas sekilo tiap tiga hari sekali," ujar Heru. Buaya tersebut, kata Heru, memang tidak makan sembarangan. Daging mentah yang diberikan tidak dimakan.

Buaya peliharaannya itu hanya suka memakan ikan. Di dipo sampah itu, menurut dia, buaya tersebut cukup terkenal. Pejabat kecamatan dan juga teman-temannya kerap mengabadikan foto.

Heru meyakini buaya itu sudah jinak. Jika terlepas keluar, pegawai honorer kebersihan ini kerap ditelepon temannya yang lain di dipo tersebut. "Anak-anak di sini juga pada meerawat, kadang suka foto-foto," ujar Heru.

Namun, pascapenertiban di Kampung Pemulung, "rumah" buaya itu pun ikut tergusur. Dipo sampah tersebut juga terkena imbas penertiban. Tempat itu menjadi lokasi "parkir" bagi 12 truk kebersihan dan hampir 100 gerobak sampah serta tempat pengolahan kompos ini menjadi berantakan.

Tembok permanen yang roboh menutup kolam sang buaya. Kemarin, ia dan teman-temannya memindahkan buaya ke gerobak. Saat ini, buaya tersebut sudah ditaruh di dalam kontainer sampah. Ia belum tahu akan menempatkannya di mana. Ia khawatir buayanya akan stres.

"Rencana tadinya kalau memang sudah mentok enggak ada tempat, kami serahkan ke kebun binatang," ujarnya.

Heru sudah membaca di media massa yang menyebut buaya itu milik salah seorang warga yang ditertibkan. Ia membantah berita itu. "Kaget juga, ya mau bagaimana lagi," ujarnya.

Cerita lain

Siapa sebenarnya pemilik asli buaya tersebut masih menjadi misteri. Tunggal Adi Wijaya (52), warga Kampung Pemulung di RT 02 RW 07, mengatakan, buaya tersebut dibawanya dari Tanjung Priok, sekitar delapan tahun lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com