Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Kecelakaan, Warga Minta Jalur Bus Transjakarta di Bidaracina Dipagar

Kompas.com - 15/12/2014, 16:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalur bus transjakarta di Jalan Otista Raya, Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur, atau tepat di depan gang kantor Kelurahan Bidaracina disebut kerap terjadi tabrakan. Oleh karenanya, warga meminta agar pembatas jalan atau trotoar yang ada di tengahnya dipagari saja.

"Tolong usulkan ke pemerintah ini ditutup semua. Percuma ada jembatan penyeberangan. Ini dibikin jalur 'khusus' kayak begitu enggak ditutup, orang ya enggak mau naik ke atas jembatan," kata Arnold, salah seorang tukang parkir di sebuah minimarket depan lokasi kejadian, kepada Kompas.com, Senin (15/12/2014).

Menurut Arnold, sopir bus transjakarta tentu berpikir bahwa orang akan menyeberang naik jembatan. Kata dia, sebelumnya sudah sering terjadi kasus seperti ini.

"Tetapi, kejadiannya beberapa bulan lalu," ujar Arnold. Joni (72), pengurus ojek setempat, mengatakan, kesadaran masyarakat untuk memilih jembatan sebagai fasilitas untuk menyeberang di lokasi itu masih rendah. [Baca: Warga Melihat Penyeberang yang Tertabrak Transjakarta Pakai "Earphone"]

"Karena dia pikir gampang. Kita marah juga enggak bisa. Malah lebih galak dia. Apalagi anak sekolah, nanti dipukul kita yang salah," ujar Joni. "Kalau kita mintanya dipagar saja. Biar selamat, mencegah kecelakaan. Soalnya di sini sudah sering. Kalau jembatan sudah enggak ada fungsinya. Itu mesti dipagari dulu baru orang naik ke atas jembatan," ujar dia.

Pantauan Kompas.com, jalur bus transjakarta di lokasi seorang pejalan kaki tertabrak memang kerap dijadikan warga sebagai lokasi penyeberangan sembarangan. Warga tidak menggunakan jembatan penyeberangan orang yang ada di atasnya. Sedikit pagar yang ada pun sudah terlihat dalam keadaan rusak. Besi-besinya sudah hilang entah ke mana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Firli Bahuri Tak Kunjung Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Polisi Sebut Penyidikan Masih Berjalan

Firli Bahuri Tak Kunjung Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Polisi Sebut Penyidikan Masih Berjalan

Megapolitan
Renungan Pengayun 'Ombak Banyu' di Balik Keceriaan Keluarga Pengunjung Pasar Malam

Renungan Pengayun "Ombak Banyu" di Balik Keceriaan Keluarga Pengunjung Pasar Malam

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Uji Laboratorium Sebelum Tetapkan Tersangka Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Tunggu Hasil Uji Laboratorium Sebelum Tetapkan Tersangka Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Kisah Pengayun 'Ombak Banyu' Pasar Malam, Rela Terbentur dan Terjatuh demi Hibur Pengunjung

Kisah Pengayun "Ombak Banyu" Pasar Malam, Rela Terbentur dan Terjatuh demi Hibur Pengunjung

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Diduga Gantung Diri di Pohon Jalan Gatot Subroto Jaksel

Pria Tanpa Identitas Diduga Gantung Diri di Pohon Jalan Gatot Subroto Jaksel

Megapolitan
Hotman Paris Khawatir Polisi Tetapkan Pegi Tersangka Hanya untuk Puaskan Publik

Hotman Paris Khawatir Polisi Tetapkan Pegi Tersangka Hanya untuk Puaskan Publik

Megapolitan
Diminta Jadi Kuasa Hukum Ayah Eki, Hotman Paris: Kenapa Baru Sekarang Bereaksi?

Diminta Jadi Kuasa Hukum Ayah Eki, Hotman Paris: Kenapa Baru Sekarang Bereaksi?

Megapolitan
Curhat Pengayun 'Ombak Banyu': Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan

Curhat Pengayun "Ombak Banyu": Pekerja Pasar Malam Bukan Berarti Enggak Punya Masa Depan

Megapolitan
Warna Warni GBK Saat Laga Indonesia Vs Filipina

Warna Warni GBK Saat Laga Indonesia Vs Filipina

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan untuk Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan untuk Imam Budi Hartono

Megapolitan
KPAID Kota Bogor Catat Peningkatan Kasus Kekerasan Seksual Anak di Bawah Umur

KPAID Kota Bogor Catat Peningkatan Kasus Kekerasan Seksual Anak di Bawah Umur

Megapolitan
Cerita Pengayun Ombak Banyu Pasar Malam: Rela Tangan Kapalan demi Pengunjung Terhibur

Cerita Pengayun Ombak Banyu Pasar Malam: Rela Tangan Kapalan demi Pengunjung Terhibur

Megapolitan
Pemkot Sebut Angka 'Stunting' di Kota Bogor Turun

Pemkot Sebut Angka "Stunting" di Kota Bogor Turun

Megapolitan
Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok, Pelaku Emosi Dengar Pacar Dipukuli dan Diajak 'Ngamar'

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok, Pelaku Emosi Dengar Pacar Dipukuli dan Diajak "Ngamar"

Megapolitan
Satu Pengeroyok Pelajar Paket B di Kemang Tak Ditahan karena Masih di Bawah Umur

Satu Pengeroyok Pelajar Paket B di Kemang Tak Ditahan karena Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com