Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaruh Asa pada Transjakarta

Kompas.com - 23/12/2014, 14:53 WIB

Malah dirugikan

Direktur PT Jakarta Mega Trans John Tambunan selaku perwakilan konsorsium operator bus transjakarta mengatakan, sejak bus dioperasikan pada 2004, operator malah dirugikan. Per bus sering patah karena bus kelebihan penumpang dan beroperasi selama 20 jam per hari.

”Kami pun dijanjikan dibayar berdasarkan per kilometer. Sebulan dijanjikan bisa maksimal 270 kilometer. Namun, di lapangan, kami hanya dapat memperoleh 220 kilometer per bulan karena pihak Badan Pengelola Transjakarta membatasi perjalanan bus,” ujar Tambunan.

Dengan kondisi tersebut, operator bus tak bisa meremajakan armadanya.

Sebaliknya, Rini Ekotomo, mantan Kepala BP Transjakarta pada 2004 yang kini menjadi anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta, mengungkapkan, mengelola transjakarta tak mudah karena harus berhadapan dengan operator yang belum bisa bekerja efisien dan birokrasi yang lambat.

Direktur Utama PT Transjakarta ANS Kosasih mengatakan, selama tahun 2014 ini, pihaknya lebih banyak berkutat di masalah administrasi terkait perubahan kelembagaan pengelola bus transjakarta menjadi PT Transjakarta. Perubahan kelembagaan itu bertujuan agar pengelolaan transjakarta bisa lebih profesional.

Menurut Kosasih, akan ada berbagai pembenahan, salah satunya adalah pembenahan aturan dan kontrak kerja sama dengan para operator bus. Kondisi bus yang tidak prima karena terlalu lama dioperasikan akan menjadi pertimbangan memperbarui kontrak dengan operator.

Menurut Kosasih, sampai pertengahan 2015, ada 300 bus baru. Sebanyak 200 di antaranya akan menggantikan bus yang sudah tua, sedangkan 100 lainnya akan menambah bus yang ada. Maret 2015 akan dioperasikan 148 bus baru yang dibeli operator pada 2013. Bus ini seharusnya tiba Juli 2014.

Bus yang dibeli Pemprov DKI dan sempat tersandung korupsi, kata Kosasih, kemungkinan besar ditarik agen tunggal pemegang merek. Uang muka yang sudah dibayarkan Pemprov DKI akan dikembalikan.

Direktur Operasional PT Transjakarta Heru Heriawan menambahkan, pihaknya terus mencari solusi tiga masalah utama transjakarta, yakni kurangnya SPBG, pemantauan posisi bus yang masih manual, dan belum adanya pemantauan keamanan di dalam bus. Pemasangan GPS untuk pemantauan posisi bus, kerja sama pembangunan SPBG, dan penerapan tiket sistem single trip diharapkan bisa mulai mengurai berbagai permasalahan tersebut.

Bagaimanapun, bus transjakarta masih menjadi salah satu alternatif terbaik angkutan umum di Ibu Kota. Masyarakat menaruh asa besar pada perbaikan angkutan publik ini. (MDN/ART/MKN/DEA/PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Penganiayaan Pacar di Tangsel: Dia Minta Maaf dan Peluk Saya Setelah Ancam Membunuh

Korban Penganiayaan Pacar di Tangsel: Dia Minta Maaf dan Peluk Saya Setelah Ancam Membunuh

Megapolitan
Polda Metro Tangkap 59 Pelaku Judi “Online” Dari 23 Kasus Sepanjang 2020-2024

Polda Metro Tangkap 59 Pelaku Judi “Online” Dari 23 Kasus Sepanjang 2020-2024

Megapolitan
Fotografer yang Cekcok dengan Sekuriti GBK Sempat Dihubungi Orang yang Mengaku Atasan Para Pelaku

Fotografer yang Cekcok dengan Sekuriti GBK Sempat Dihubungi Orang yang Mengaku Atasan Para Pelaku

Megapolitan
Komisi X DPR Kunjungi Pemkot Bogor, Bahas Problem Kurangnya Jumlah Sekolah

Komisi X DPR Kunjungi Pemkot Bogor, Bahas Problem Kurangnya Jumlah Sekolah

Megapolitan
Selain Dianiaya, Wanita di Tangsel Mengaku Sempat Diancam Dibunuh Kekasihnya

Selain Dianiaya, Wanita di Tangsel Mengaku Sempat Diancam Dibunuh Kekasihnya

Megapolitan
Anies Dianggap Pragmatis jika Duet dengan Kaesang dalam Pilkada Jakarta

Anies Dianggap Pragmatis jika Duet dengan Kaesang dalam Pilkada Jakarta

Megapolitan
Emosi Sekuriti GBK, Cekcok dengan Fotografer hingga Nyaris Adu Jotos Berujung Dipindahtugaskan

Emosi Sekuriti GBK, Cekcok dengan Fotografer hingga Nyaris Adu Jotos Berujung Dipindahtugaskan

Megapolitan
Pedagang Es di Bogor Jadi Korban Ekshibisionis, Korban Ketakutan hingga Trauma Buat Kembali Jualan

Pedagang Es di Bogor Jadi Korban Ekshibisionis, Korban Ketakutan hingga Trauma Buat Kembali Jualan

Megapolitan
Aset Rusunawa Marunda Dibobol Maling sejak 2023, Pengelola Akan Kembali Pasang Pagar

Aset Rusunawa Marunda Dibobol Maling sejak 2023, Pengelola Akan Kembali Pasang Pagar

Megapolitan
Disekap dan Dipukuli Pacar, Wanita di Tangsel Minta Jemput Keluarga Sambil Menangis

Disekap dan Dipukuli Pacar, Wanita di Tangsel Minta Jemput Keluarga Sambil Menangis

Megapolitan
Bima Arya Soroti Tumpukan Sampah di Jalan Merdeka Bogor, Pemkot Minta Maaf

Bima Arya Soroti Tumpukan Sampah di Jalan Merdeka Bogor, Pemkot Minta Maaf

Megapolitan
Pemkot Jakbar Tertibkan Penjual Hewan Kurban yang Berdagang di Trotoar

Pemkot Jakbar Tertibkan Penjual Hewan Kurban yang Berdagang di Trotoar

Megapolitan
Koalisi Sama-sama Deklarasikan Supian Suri-Intan Fauzi untuk Pilkada Depok Paling Lambat 20 Juni

Koalisi Sama-sama Deklarasikan Supian Suri-Intan Fauzi untuk Pilkada Depok Paling Lambat 20 Juni

Megapolitan
40 Hari Rusak, Lift JPO Pinisi Sudirman Akhirnya Rampung Diperbaiki

40 Hari Rusak, Lift JPO Pinisi Sudirman Akhirnya Rampung Diperbaiki

Megapolitan
Supian Suri Terima Surat Tugas dari PPP untuk Maju Pilkada Depok 2024

Supian Suri Terima Surat Tugas dari PPP untuk Maju Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com