Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katulampa Dipantau Nonstop 24 Jam Selama Musim Hujan

Kompas.com - 27/12/2014, 10:41 WIB

BOGOR, KOMPAS.com
- Menghadapi musim hujan, petugas Bendung Katulampa Kota Bogor, Jawa Barat, melakukan penjagaan dan pemantauan selama 24 jam.
 
Kepala pengawasan Bendung Katulampa, Andi Sudirman, mengatakan, pengawasan selama 24 jam melibatkan delapan orang petugas penjaga bendung yang bertugas secara bergantian.
 
"Kita sudah memberlakukan penjagaan 24 jam selama musim penghujan ini," katanya di Bogor, Sabtu (27/12/2014).
 
Ia menjelaskan, segala persiapan pengawasan di Bendung Katulampa telah siap selama menghadapi musim penghujan, seperti alat komunikasi, radio pemanggil, kamera CCTV dan jaringan internet. Alat komunikasi seperti telepon di Bendung Katulampa sudah siaga 24 jam menerima panggilan warga yang menanyakan informasi ketinggian air.
 
"Kami juga miliki radio panggil yang siap memberikan informasi kepada masyarakat melalui jaringan ORARI," kata Andi.
 
Selain itu, kamera pemantau CCTV untuk mengukur ketinggian air secara otomatis di pintu air Bendung Katulampa juga sudah berfungsi. Melalui kamera CCTV tersebut petugas dapat memantau ketinggian air di pintu bendung secara langsung dari monitor pemantau, tanpa harus melihat ke lokasi pintu air.
 
"Selain itu jaringan internet juga sudah berfungsi, informasi ketinggian air Bendung Katulampa juga bisa dilihat melalui web www.bpsd06.com," katanya.
 
Menurut Andi, dengan adanya jaringan internet ini masyarakat bisa langsung memantau ketinggian air sehingga penanganan saat adanya kenaikan air dapat cepat dilakukan.
 
Sementara itu, sejak November dan Desember ketinggian permukaan air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa kerap mengalami kenaikan. Selama sepekan terakhir, ketinggian permukaan air di Bendung Katulampa terus naik setiap harinya, rata-rata siaga empat banjir.
 
Ketinggian air tertinggi pada bulan Desember terjadi malam kemarin Jumat (26/12) yakni setinggi 120 cm atau siaga tiga banjir.
 
Dia menambahkan, secara bergiliran ia membagi petugas penjaga Bendung Katulampa untuk bersiaga memantau selama 24 jam. Petugas dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok bertugas empat orang.
 
Kelompok petugas dibagi dua shift, yakni pagi dan malam. Setiap kelompok terdiri dari petugas pencatat ketinggian air, pemberi informasi ketinggian air serta petugas teknisi.
 
"Kami juga meningkatkan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait terutama BMKG untuk informasi cuaca, petugas pemantau ketinggian air di Taman Wisata Matahari, Depok, dan Manggarai untuk saling menginformasikan kondisi air setiap saat," katanya.
 
Bendung Katulampa merupakan bendung peninggalan Belanda yang dibangun sejak 103 tahun silam tepatnya di tahun 1911. Memiliki fungsi sebagai peringatan dini bagi wilayah hilir Sungai Ciliwung yakni Jakarta akan adanya pergerakan air dari wilayah hulu Bogor. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com