Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2015, 11:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi cuaca yang cerah dan kemegahan Tugu Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (2/1) pagi, menjadi saksi perombakan besar-besaran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di tubuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Berbagai busana para Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI dari Pakaian Dinas Upacara (PDU) berwarna putih-putih sampai pakaian khas betawi menghiasi kawasan Silang Selatan Monas.

Keriuhan sangat terasa sebelum prosesi pelantikan dilakukan. Pada pukul 07.30 WIB, tampak beberapa pejabat dari eselon II sampai eselon IV sejenak berbincang-bincang terkait program seleksi dan promosi terbuka atau kerap disebut lelang jabatan.

Sebagian besar merasa senang dengan jabatan yang baru mereka raih. Ada pula, pejabat yang merasa binggung jabatan apa yang nantinya akan didapatkannya.

Sebuah panggung berukuran sekitar 10 meter x 3 meter sudah berdiri tegak untuk prosesi pelantikan. Sementara di belakang panggung terdapat sebuah tenda besar berukuran sekitar 30 meter x 15 meter, yang di dalamnya berjejer ratusan bangku siap menampung mereka.

Berbaris dengan rapi, sebanyak 4.676 pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta resmi dilantik oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dalam pelantikan massal ini, turut dihadiri oleh Forum Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi.

"Saya Gubernur DKI Jakarta resmi melantik saudara-saudara sebagai pimpinan tinggi pratama, administrator, dan pengawas di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Saya percaya saudara-saudara mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan dari sebanyak 6.511 jabatan yang ada, hanya 4.676 pejabat yang dilantik. Sementara sisanya 1.835 jabatan masih dikosongkan.

Menurut Basuki, jabatan struktural bukan inti di Pemprov DKI. Melainkan, melayani warga masyarakat Ibukota Jakarta.

"Setiap tiga bulan kami akan evaluasi. Tidak beri kesempatan untuk berdiam diri. Kalau tiga bulan tidak bagus akan kita ganti lagi," ungkapnya.

Usai pembacaan sumpah jabatan, acara dilanjutkan dengan penyematan pangkat kepada para Wali Kota, Bupati Kepulauan Seribu, Camat Kepulauan Seribu Utara, dan Lurah Tegal Alur. 

Basuki mengatakan, dia tidak ingin mendengar lagi aparat di bawahnya membicarakan bahwa pimpinannya hanya berani ngomong saja.

"Saya tidak mau dengar lagi, sudah saya copot, ada omongan bagi saya. Anda sudah melaporkan, jadi sama saja. Jadi tidak ada sistem rangking jabatan. Jadi kalau staf mau naik, kerja yang baik," kata dia.

Dia pun menolak keras budaya setor menyetor yang dilakukan di pejabat Pemerintah Kota Administrasi. Apalagi, terkait soal pembebasan lahan milik masyarakat. Apalagi para Sekretaris Kota Administrasi setiap wilayah yang dijadikan sebagai Ketua Panitia Pembebasan Tanah.

"Budaya setor menyetor masih ada. Sekko jangan didiamkan. Wali Kota apa lagi. Jadi kalau tidak berani melawan, berarti menghina saya. Karena sudah buka begitu lebar untuk melaporkan. Kami akan berikan kepada staf lain untuk naik. Jadi akan sangat cepat, soalnya DKI butuh yang terbaik dari yang terbaik," tuturnya. (Bintang Pradewo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com