Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blok M Square, Gudang Musik "Jadoel"

Kompas.com - 29/01/2015, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Adi Fahman (32), konsultan perencanaan pembangunan, menemukan kebahagiaan di antara tumpukan kaset dan piringan hitam jaman doeloe alias jadoel. Buat orang-orang seperti Adi, lantai bawah tanah pusat perbelanjaan Blok M Square di Jakarta Selatan menjadi ”surga” tersendiri.

Selasa (20/1/2015) siang, Adi mengamati deretan kaset yang dijual di salah satu kios di Blok M Square itu. Di dalam rak kayu berwarna coklat itu terdapat deretan kaset dan piringan hitam kelompok musik legendaris seperti The Beatles, Led Zeppelin, dan Metallica. Selain itu, ada musisi lokal seperti Koes Plus, Panbers, Duo Kribo, Nicky Astria, dan Iwan Fals.

Siang itu, Adi mencari kaset kelompok musik Kahitna. ”Ada seri kaset yang belum saya punya. Penasaran kalau belum ketemu,” kata pria yang tinggal di Cipete, Jakarta Selatan, itu.

Selain Kahitna, kolektor kaset itu juga menggemari karya Nike Ardila, Nicky Astria, Iwan Fals, Dewa 19, dan Jikustik. Setidaknya 1.000 kaset dan 500 keping cakram kompak (compact disc/CD) sudah ia koleksi. Semuanya original alias bukan bajakan.

Seperti penggemar musik lain, dulu Adi kerap berburu kaset di Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan. Sejumlah kios di sana sekarang sudah digusur untuk pembangunan taman. Tahun 2012, sebagian pedagang hijrah ke Blok M Square.

Menurut Adi, Blok M Square nyaman dikunjungi karena lokasinya strategis dan menyediakan banyak lahan parkir. Selain itu, pusat perbelanjaan yang berada di dalam kawasan Blok M itu terletak dekat dengan Terminal Blok M sehingga mudah diakses dengan angkutan umum.

”Karena berpendingin udara, berburu kaset terasa lebih nyaman. Saya tidak perlu lagi kepanasan dan berdesak-desakan,” ujarnya.

Ambari (45), wiraswastawan, mengatakan, dirinya berburu kaset di Blok M Square 2-3 kali dalam sebulan. Meski sebagian besar kaset, piringan hitam, dan CD yang dijual di Blok M Square merupakan barang bekas, kualitasnya terjaga. ”Saya mencari kaset dan CD asli dengan mutu bagus. Kalau beli di toko, belum tentu koleksinya lengkap,” kata penggemar musik klasik itu.

Ambari menjelaskan, para pedagang di Blok M Square memiliki pengetahuan musik yang luas. Hal itu membuat dia betah berlama-lama nongkrong dan mengobrol dengan para pedagang.

Pengunjung pasar musik ”jadoel” itu berasal dari beragam kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, hingga ibu rumah tangga.

Abram (17), pelajar SMA Pangudi Luhur, Jakarta Selatan, mengatakan, dirinya sering berkunjung ke Blok M Square bersama ayahnya. ”Ayah mencari kaset-kaset lama, saya mencari kaset (musik) indie. Lengkap, semua ada di sini,” katanya.

Kaset bekas

Lantai dasar Blok M Square awalnya dikenal sebagai lokasi penjualan buku dan majalah bekas. Tahun 2009, sejumlah pedagang kaset dan piringan hitam mulai berjualan di sana. Salah satu pedagang kaset di tempat itu, Ridwan Djadul, mengatakan, awalnya ia hanya iseng-iseng berjualan di Blok M Square. ”Saya iseng berjualan karena harga kios masih murah,” kata Ridwan.

Di kiosnya, Ridwan menjual kaset dan piringan hitam dari beragam genre musik, seperti jazz, pop, klasik, dan rock. Kaset dan piringan hitam itu menampilkan rekaman dari musisi tahun 1950-an hingga tahun 1990-an. Ridwan juga melengkapi dagangannya dengan CD original kelompok musik indie dalam negeri, seperti Mocca dan The Adams.

Di pasar unik itu, para penggemar musik rela mengeluarkan uang puluhan ribu hingga jutaan rupiah demi membeli kaset dan piringan hitam buruan mereka. Piringan hitam, misalnya, dihargai mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 1 juta per keping.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com